Di era digital ini, di mana informasi dan hiburan dapat diakses dengan mudah melalui internet dan media sosial, perhatian siswa terhadap nasihat guru tampaknya semakin tercabut. Hal ini menjadi fenomena yang mengkhawatirkan karena nasihat guru merupakan salah satu elemen penting dalam proses pembelajaran dan pembentukan karakter siswa.
Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap fenomena ini, di antaranya:
- Gangguan teknologi: Penggunaan smartphone dan gadget lainnya di sekolah dapat mengalihkan perhatian siswa dari pelajaran dan nasihat guru. Notifikasi media sosial, pesan instan, dan game online dapat membuat siswa sulit untuk fokus dan tergoda untuk mengecek perangkat mereka secara berkala.
- Kurangnya interaksi: Guru yang hanya mengajar dengan metode ceramah dan tidak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dapat membuat siswa merasa bosan dan tidak tertarik. Hal ini dapat membuat mereka kurang memperhatikan nasihat yang disampaikan.
- Relevansi nasihat: Terkadang, nasihat yang diberikan guru tidak relevan dengan kehidupan dan minat siswa. Hal ini dapat membuat mereka merasa bahwa nasihat tersebut tidak penting dan tidak perlu didengarkan.
- Kepercayaan diri rendah: Siswa dengan kepercayaan diri rendah mungkin merasa bahwa mereka tidak mampu mencapai apa yang diharapkan oleh guru. Hal ini dapat membuat mereka tidak termotivasi untuk mengikuti nasihat guru.
Fenomena tercabutnya perhatian siswa terhadap nasihat guru dapat berdampak negatif pada proses pembelajaran dan pencapaian mereka. Oleh karena itu, penting bagi guru, orang tua, dan pihak sekolah untuk bekerja sama dalam mengatasi fenomena ini. Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan: Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru dan orang tua untuk membatasi penggunaan teknologi di sekolah dan di rumah:
Di sekolah:
- Membuat kebijakan tentang penggunaan teknologi: Sekolah dapat membuat kebijakan yang mengatur tentang penggunaan teknologi di sekolah, seperti kapan dan untuk apa siswa boleh menggunakan perangkat mereka.
- Memblokir situs web dan aplikasi tertentu: Sekolah dapat memblokir situs web dan aplikasi tertentu yang dapat mengganggu fokus siswa, seperti media sosial dan game online.
- Menyediakan ruang bebas teknologi: Sekolah dapat menyediakan ruang bebas teknologi di mana siswa dapat belajar dan bersosialisasi tanpa terganggu oleh perangkat mereka.
- Mendorong penggunaan teknologi untuk pembelajaran: Guru dapat mendorong penggunaan teknologi untuk pembelajaran, seperti menggunakan aplikasi edukasi dan website belajar.
Di rumah:
- Membuat aturan tentang penggunaan teknologi di rumah: Orang tua dapat membuat aturan tentang penggunaan teknologi di rumah, seperti berapa lama siswa boleh menggunakan perangkat mereka dan apa yang boleh mereka lakukan dengan perangkat tersebut.
- Menentukan waktu bebas teknologi: Orang tua dapat menentukan waktu bebas teknologi di mana semua anggota keluarga tidak boleh menggunakan perangkat mereka, seperti saat makan malam dan sebelum tidur.
- Menjadi contoh yang baik: Orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anak mereka dengan membatasi penggunaan teknologi mereka sendiri.
- Mendorong aktivitas lain: Orang tua dapat mendorong anak-anak mereka untuk melakukan aktivitas lain selain menggunakan teknologi, seperti membaca buku, bermain olahraga, dan bersosialisasi dengan teman-teman.
Meningkatkan Interaksi
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan interaksi dengan siswa:
- Menggunakan metode pembelajaran yang lebih aktif: Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang lebih aktif, seperti pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, dan diskusi kelas.
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berdiskusi: Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berdiskusi di kelas.
- Memberikan tugas yang menantang dan menarik: Guru harus memberikan tugas yang menantang dan menarik yang dapat memotivasi siswa untuk belajar.
- Membangun hubungan yang positif dengan siswa: Guru harus membangun hubungan yang positif dengan siswa agar mereka merasa nyaman untuk bertanya dan berpartisipasi di kelas.
Memberikan Nasihat yang Relevan
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk memberikan nasihat yang relevan dengan kehidupan dan minat siswa:
- Memahami siswa: Guru harus memahami siswa mereka dengan baik, termasuk minat, bakat, dan tantangan yang mereka hadapi.
- Memberikan nasihat yang spesifik: Guru harus memberikan nasihat yang spesifik dan tailored kepada kebutuhan individu siswa.
- Menghubungkan nasihat dengan kehidupan nyata: Guru harus menghubungkan nasihat dengan kehidupan nyata agar siswa dapat melihat bagaimana nasihat tersebut dapat membantu mereka mencapai tujuan mereka.
- Menjadi pendengar yang baik: Guru harus menjadi pendengar yang baik agar siswa merasa nyaman untuk berbagi masalah dan kekhawatiran mereka dengan guru.
Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru dan orang tua untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa:
- Memberikan pujian dan dorongan: Guru dan orang tua harus memberikan pujian dan dorongan kepada siswa atas usaha dan pencapaian mereka.
- Membantu siswa untuk menetapkan tujuan yang realistis: Guru dan orang tua dapat membantu siswa untuk menetapkan tujuan yang realistis dan dapat dicapai.
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk sukses: Guru dan orang tua dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk sukses, seperti dengan memberikan mereka peran kepemimpinan dalam kelas atau proyek.
- Memberikan dukungan emosional: Guru dan orang tua harus memberikan dukungan emosional kepada siswa agar mereka merasa aman dan dicintai.
Dengan menerapkan strategi-strategi di atas, diharapkan fenomena tercabutnya perhatian siswa terhadap nasihat guru dapat diatasi dan digantikan dengan suasana belajar yang lebih kondusif dan efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H