Salah satu pilar demokrasi adalah musyawarah mufakat. Murid dapat dilatih untuk mengambil keputusan bersama dengan cara yang demokratis. Contohnya, saat memilih ketua kelas, murid dapat mengadakan pemilihan umum (pemilu) atau musyawarah untuk mencapai mufakat.
3. Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab
Demokrasi bukan hanya tentang hak, tapi juga tanggung jawab. Murid perlu belajar untuk bertanggung jawab atas pilihan dan tindakan mereka. Guru dapat memberikan tanggung jawab kepada murid untuk memimpin kelompok, menyelesaikan tugas, dan mempresentasikan hasil belajar mereka.
4. Menghargai Perbedaan
Demokrasi menghargai perbedaan pendapat dan keragaman. Murid didorong untuk saling menghargai dan toleransi meskipun memiliki pendapat yang berbeda. Guru dapat memfasilitasi diskusi dan proyek kelompok yang melibatkan murid dengan latar belakang yang berbeda.
5. Melatih Kepemimpinan dan Keteladanan
Demokrasi membutuhkan pemimpin yang baik. Murid dapat dilatih untuk menjadi pemimpin yang demokratis dengan memberikan mereka kesempatan untuk memimpin kelompok dan mengambil keputusan. Guru dapat menjadi teladan bagi murid dalam berperilaku demokratis.
Penerapan pembelajaran demokrasi di sekolah tidak hanya bermanfaat bagi murid, tetapi juga bagi guru dan sekolah secara keseluruhan. Pembelajaran demokrasi dapat membantu murid untuk menjadi warga negara yang aktif dan bertanggung jawab, serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
Kurikulum Merdeka memberikan peluang besar untuk penerapan pembelajaran demokrasi di sekolah. Dengan memberikan ruang bagi murid untuk belajar dengan lebih mandiri dan kreatif, sekolah dapat membantu murid untuk menjadi generasi yang demokratis dan siap memimpin bangsa di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H