Sekolah adalah tempat di mana anak-anak belajar, tumbuh, dan mengembangkan diri. Bayangkan jika guru mereka adalah orangtuanya sendiri. Wah, pasti seru ya! Namun, keadaan seperti ini juga bisa membawa pengaruh tersendiri bagi perkembangan anak.Â
Mari kita bahas lebih dalam tentang bagaimana hubungan ini bisa memengaruhi si buah hati dan apa sikap yang seharusnya dimiliki oleh orangtua yang juga menjadi guru anaknya.
Paragraf tersebut membahas dinamika hubungan yang muncul ketika seorang orangtua juga bertindak sebagai guru bagi anaknya di sekolah. Ada dua aspek utama yang dibahas:Â
1. kelebihan dan tantangan.
Kelebihan yang muncul ketika orangtua menjadi guru anaknya adalah terciptanya akses yang lebih mudah bagi anak untuk bertanya dan mendapatkan bantuan langsung dari guru, yang dalam hal ini adalah orangtuanya sendiri.Â
Ini dapat menciptakan lingkungan di mana anak merasa lebih nyaman untuk mencari penjelasan atau pertolongan jika mereka menghadapi kesulitan dalam pembelajaran.Â
Keterbukaan komunikasi ini dapat memperkuat ikatan antara anak dan orangtua, membangun kepercayaan, dan meningkatkan pemahaman anak terhadap materi pelajaran.
Sementara kelebihannya terdengar menguntungkan, tantangannya adalah memisahkan peran sebagai guru dan orangtua agar tidak bercampur aduk. Pemisahan peran ini diperlukan untuk memastikan bahwa anak memandang orangtuanya tidak hanya sebagai pendidik di sekolah, tetapi juga sebagai pendukung emosional di rumah.Â
Tantangan ini dapat muncul karena adanya risiko anak merasa ditekan atau merasa ketidaknyamanan ketika memisahkan situasi sekolah dan situasi rumah. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk menemukan keseimbangan yang tepat antara memberikan bimbingan akademis dan menciptakan ruang untuk hubungan orangtua-anak yang lebih luas di luar konteks sekolah.
Dengan memahami dan mengelola dinamika kelebihan dan tantangan ini, orangtua yang juga menjadi guru dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak, sambil tetap menjaga keseimbangan dan batasan yang sehat antara peran mereka sebagai guru dan sebagai orangtua.