Mohon tunggu...
Mohamad Gozali
Mohamad Gozali Mohon Tunggu... Guru - Pendidik di Madrasah Ibtidaiyah

Di dalam sejuta wajah, terpikat keunikan luar biasa. https://bangsaremukan.blogspot.com https://antiquecarcorner.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kembalikan Merdeka Belajar: Menyingkap Tirai Penjajahan Pendidikan

4 Agustus 2023   23:39 Diperbarui: 4 Agustus 2023   23:43 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: doc pribadi

Persaingan, ah persaingan yang begitu menyengsarakan jiwa. Ia membelenggu kami, menjadikan kami tawanan dalam kegelapan kompetisi tanpa henti. Seakan hanya satu pemenang yang diperbolehkan berdiri di puncak, sisanya dihempaskan ke dalam lembah keputusasaan yang menyesakkan.

Sungguh, di tengah semua ini, seakan kami melupakan makna sejati dari belajar. Tak ada lagi cinta akan proses penemuan ilmu, tak ada lagi kegembiraan dalam setiap langkah yang kami ambil. Hanya ada tekanan dan ketakutan, kekhawatiran bahwa kami tidak akan mampu memenuhi standar yang telah ditetapkan.

Tetapi, walaupun hati kami terasa lelah, semangat kami tetap berkobar di dalam relung jiwa yang terdalam. Kami adalah para pejuang yang tak ingin menyerah pada tantangan hidup ini. Kami menginginkan pembebasan dari belenggu yang mengurung kami, ingin merasakan cinta sejati terhadap ilmu pengetahuan yang melampaui batas-batas sistem.

Marilah kita bersama-sama membuka mata dan hati, mencari cara untuk memberikan kebebasan sejati bagi setiap insan dalam meraih ilmu. Marilah kita merangkul keberagaman pengetahuan, memberi ruang bagi imajinasi untuk menerbangkan jiwa-jiwa bebas mencari arti dari kehidupan ini.

Hak kodrat untuk belajar seharusnya tak terhalang oleh batasan-batasan sistem. Marilah kita hentikan aliran keputusasaan ini dan berjuang untuk membebaskan setiap insan dari sangkar yang membelenggu. Kita adalah generasi penerus, penerus cinta akan ilmu pengetahuan, dan kita akan berjuang bersama demi masa depan yang lebih terang bagi pendidikan di negeri ini.

Dalam esensi sejati dunia pendidikan, kemerdekaan bukanlah sekedar retorika. Ia adalah panggilan untuk memberikan kesempatan kepada setiap anak didik untuk mengeksplorasi potensi masing-masing, merdeka dalam menentukan jalannya sendiri, dan terlepas dari beban-beban yang tak berarti. Sayangnya, realitasnya tak jarang jauh dari khayalan indah itu. Penjajahan dalam dunia pendidikan masih mengendap di lorong-lorong gelap, menumpulkan cahaya gemilang para pelajar.

Dalam upaya menggali makna sejati dari kemerdekaan dalam proses belajar, kita perlu merenungkan esensi sejati pendidikan itu sendiri. Pendidikan tak sekedar tentang menyuntikkan ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan jiwa kebebasan pada generasi penerus. 

Sayangnya, terlalu sering pendidikan diartikan sebagai sekadar alat untuk mencari pekerjaan dan mencapai kejayaan materi. Seharusnya, kemerdekaan belajar menjadi pondasi kokoh, yang membuka jalan bagi inovasi dan kontribusi nyata bagi masyarakat.

Berbicara tentang penjajahan dalam dunia pendidikan, ia datang dalam berbagai wujud. Bergantung pada perspektif yang diambil, penjajahan bisa berupa ketidakmampuan mengenali potensi unik setiap individu, yang memaksa mereka mematuhi standar tunggal. Atau mungkin, penjajahan bisa berupa ketidakadilan dalam akses pendidikan, yang membungkam kesempatan bagi mereka yang kurang beruntung secara ekonomi.

Suara-suara lantang yang menyuarakan perjuangan kemerdekaan belajar dan pencabutan penjajahan dalam dunia pendidikan terus bergema. Namun, tak jarang tuntutan itu tenggelam dalam gemuruh rutinitas dan tradisi yang membungkam semangat perubahan. Inilah yang perlu kita lawan bersama. Kita harus berani melangkah maju, menentang keterpaparan yang membungkam para pendidik dan pelajar.

Menggali esensi kemerdekaan belajar adalah menghargai perjuangan pahlawan pendidikan, yang dengan gigih melawan penjajahan pengetahuan dan membuka jalan bagi generasi penerus. Mereka yang menorehkan jejak berani dengan pena keberanian dan pengabdian. Akan tetapi, perjuangan tak boleh berakhir di situ. Setiap generasi memiliki tanggung jawab untuk menggapai kemerdekaan belajar yang sesungguhnya, yang membebaskan batas-batas kaku dan membiarkan semangat kebebasan terus berkobar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun