Mohon tunggu...
Moh Ali S.M. M.PSDM.
Moh Ali S.M. M.PSDM. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengembangan Sumber Daya Manusia

Nakal Tapi Masuk Akal Liar Asal Tidak Melanggar

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Etika dan Batasan: Larangan Kampanye Sebelum Berakhir Masa Jabatan atau Cuti

19 Juni 2023   09:49 Diperbarui: 19 Juni 2023   10:03 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyalahgunaan kekuasaan dalam kampanye politik memiliki implikasi yang buruk sekaligus merugikan baik bagi proses demokrasi maupun bagi masyarakat secara umum. 

Penyalahgunaan kekuasaan dalam kampanye politik seringkali melibatkan manipulasi opini publik. Politisi yang memanfaatkan sumber daya dan kekuasaan mereka dapat mengendalikan media massa seperti buzzer, menyebarkan informasi palsu, atau menggunakan propaganda untuk mempengaruhi pandangan masyarakat. Hal ini mengurangi kualitas debat publik yang sehat dan mencegah masyarakat dari mendapatkan informasi yang objektif.

Seperti yang kita tahu, dalam skala pesta demokrasi peran media massa juga berpengaruh secara signifikan dalam preferensi publik dalam menentukan keputusan. Hal itu sudah banyak dalam beberapa tahun terakhir ini. Bahkan dibeberapa kasus, buzzer di akomodir untuk membuat framing positif dan menggiring opini public untuk menerima sebuah keburukan dijadikan suatu yang baik.

Selain itu, penyalahgunaan kekuasaan dalam kampanye politik dapat menciptakan ketidakpercayaan terhadap institusi politik dan pemimpin. Ketika politisi tidak bertindak secara etis dan memanfaatkan posisi mereka untuk keuntungan pribadi, masyarakat cenderung kehilangan kepercayaan pada sistem politik secara keseluruhan utamanya terhadap penyelenggara pemilu (KPU). Ini dapat menghambat partisipasi politik dan mengurangi rasa tanggung jawab politisi terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Polemik netralitas dalam penyelenggaraan pemilu merupakan pengalaman penting dalam menjaga kemandirian dan profesionalitas dalam pelaksanaan tahapan Pemilu kedepan. Oleh karena itu, sudah seharusnya para pejabat publik saat ini sadar diri dan lebih melek soal etika dan batasan dalam proses kampanye yang memang belum waktunya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun