Mohon tunggu...
Moh Ali S.M. M.PSDM.
Moh Ali S.M. M.PSDM. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengembangan Sumber Daya Manusia

Nakal Tapi Masuk Akal Liar Asal Tidak Melanggar

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Sosok Pemimpin Perempuan Profesional

25 Maret 2023   10:28 Diperbarui: 25 Maret 2023   12:13 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang kita tahu, jika berbicara tentang kodrat perempuan. Maka, yang pertama kali terbesit dalam pikiran kita adalah tentang seorang perempuan yang hanya bisa melahirkan dan perempuan yang hanya bisa menstruasi. Karena sebagian besar pandangan masyarakat masih terbilang tradisional dan patriarki tentang gender dan memperlakukan perempuan sebagai objek serta membatasi peran mereka hanya sebatas melahirkan dan menstruasi. Ini sebenarnya pandangan yang tidak seimbang dan tidak adil, karena perempuan memiliki banyak potensi dan kemampuan yang luas dan beragam, yang tidak dibatasi oleh fungsi reproduktif mereka.

Hal itu juga merupakan contoh bagaimana pandangan gender yang tidak seimbang dan diskriminatif karena membatasi perkembangan dan partisipasi perempuan dalam masyarakat, ekonomi, dan pemerintahan. Dalam konteks ini, penting untuk memperjuangkan gender equality dan membantu menghapus pandangan gender yang tidak seimbang dan diskriminatif dalam masyarakat tersebut.

Selaras dengan itu, dalam kesempatan kuliah tamu yang disampaikan oleh Irjen. Pol. Dr. Dra. Juansih, S.H., M.Hum. Dalam kuliah tamu tersebut beliau menyampaikan terkait peran penting dari seorang perempuan dalam kehidupan sosial utamanya dalam hal kepemimpinan.

Hal pertama yang beliau sampaikan yaitu terkait peran seorang perempuan dalam status sosial. Menurut beliau, peran perempuan yaitu sama dengan laki-laki. Karena sudah tidak ada batasan bagi seorang perempuan untuk melakukan sesuatu baik dalam keluarga, masyarakat, tempat kerja maupun dipemerintahan.

Penting untuk diingat bahwa meskipun beberapa negara memiliki undang-undang yang menjamin hak-hak yang sama bagi perempuan dan laki-laki, kenyataannya masih ada di antara mereka yang tidak menerima hak yang sama. Salah satunya dalam hal pendidikan, pekerjaan, dan partisipasi politik.

Oleh karena itu, beliau memberikan gambaran tentang bagaimana menjadi seseorang yang professional dalam dunia kerja utamanya dalam keluarga. Karena, ia juga tidak mengesampingkan peran seorang perempuan dalam rumah tangga. Dimana, perempun juga memiliki tanggung jawab penting dalam memimpin dan membuat keputusan dalam keluarga.

Hal itu menunjukkan bahwa hal mendasar untuk menjadi leader dalam kehidupan yaitu menjadi leader dalam keluarga. Sehingga manajemen leadership yang sesungguhnya harus dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Seorang perempuan juga tidak melupakan tugas dalam rumah tangga salah satunya dengan menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya.

Tips selanjutnya yang disampaikan oleh beliau adalah bagaimana caranya seseorang perempuan bisa menjelma sebagai pemimpin yang profesional dalam dunia kerja. Tips tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengurangi pikiran negatif dan mengatur emosional dalam lingkungan kerja

Sebagian besar perempuan memiliki kemampuan yang sama dengan laki-laki untuk mengelola emosi mereka. Namun, karena beberapa faktor seperti perasaan stress, kelelahan, tekanan sosial, dan masalah kesehatan mental dapat memengaruhi kemampuan seorang perempuan dalam mengelola emosi mereka. Oleh karena itu, penting bagi seorang perempuan untuk mengurangi pikiran negatif dan tetap berpikir positif serta selalu support satu sama lain dalam lingkungan kerja. Sehingga dengan begitu, ia tidak gampang diambil hati.

2. Selalu Berpikir Berbeda dan Intuitif (Out Of The Box)

Mengapa seorang perempuan juga perlu memiliki pikiran yang maju atau keluar dari batasnya dalam dunia kerja? Sebab hal tersebut akan selalu memiliki efek yang positif bagi diri dan juga karier masa depannya. Karena atasan akan melihat bagaimana cara berpikir dan kreatifitas dari seorang karyawan, dan dengan begitu juga akan melatih bagaimana se seorang menyiapkan diri sebagai calon leader yang baik dengan dibekali intuitif yang kuat dalam dirinya.

3. Capacity Building

Hal yang tak kalah penting nya adalah bagaimana seorang perempuan juga memiliki inisiatif dalam meningkatkan kemampuan individu melalui beberapa pelatihan yang dibutuhkan. Sehingga dengan begitu ia juga bisa membekali dirinya menghadapi berbagai tantangan dan persaingan yang ada dilingkungan kerja.

4. Branding Diri untuk Calon Leader

Branding diri dalam dunia kerja juga merupakan salah faktor utama untuk membangun kepercayaan dari kolega maupun atasan. Sehingga dengan adanya kepercayaan yang diberikan oleh semua pihak dalam dunia kerja. Akan sangat membantu kita dalam meningkatkan karier dan lebih mudah menduduki posisi puncak atau kepemimpinan.

5. Perbanyak Pengalaman serta Memahami Visi dan Misi Perusahaan

Pengalaman adalah hal yang utama dalam aktivitas apapun, utamanya dalam dunia kerja yang notabene membutuhkan suatu kemampuan dan pemahaman yang memang didasari oleh kebiasaan yang pernah kita lakukan sebelumnya. Oleh karena itu, penting bagi seorang yang memiliki tugas dan tanggung jawab di sebuah perusahaan untuk memiliki pengalaman yang banyak.

Selain itu, kita juga dituntut untuk memahami visi dan misi dari perusahaan, itu tidak lain hanya untuk menyatukan tujuan dari masing-masing karyawan yang serta agar lebih mudah mengelola dan mengatur semua karyawan yang ada di perusahaan tersebut.

6. Utamakan Kolaborasi serta Menghargai dan Menghormati orang lain

Hal terakhir yang disampaikan oleh ibu Juansih perihal bagaimana kesiapan seorang pemimpin perempuan yang professional di bidangnya adalah dengan mengutamakan kolaborasi atau kerja sama tim (team work) dalam dunia kerja. Sebab dengan kerja sama tim, maka keharmonisan dalam dunia kerja akan terjalin dan lebih mudah untuk mencapai tujuan bersama. Begitu pula apabila bisa menghargai dan menghormati satu sama lain.

Saya juga mengamini apa yang disampaikan beliau perihal pentingnya peran seorang perempuan di era saat ini, apalagi dalam status sosial. Sehingga argumentasi awal yang disampaikan tentang "Setiap Individu Adalah Leader" adalah sebuah kebenaran yang mutlak. Apalagi beliau juga memiliki banyak pengalaman dan peran penting dalam kepemimpinan di instansi kepolisian.

Bahkan ia juga membeberkan beberapa style leadership dalam polri. Salah satunya adalah Otoritarian Style, Transaksional Style dan Transformational Style.

Yang terakhir ibu Juansih juga berpesan agar kita tetap menjadikan diri sebagai orang yang bermanfaat bagi orang lain dan betul-betul memaksimalkan potensi serta memahami kebutuhan dasar untuk meningkatkan kemampuan diri. Salah satunya dengan memahai tentang hal paling penting dalam dunia Sumber Daya Manusia yang meliputi: Knowledge, Skill dan Attitude.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun