Mohon tunggu...
Moh Alfazri Mokoagow
Moh Alfazri Mokoagow Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teknopreneurship dan Penulis

Nama saya moh alfazri mokoagow, saya berasal dari sulawesi uyara tepatnya di kotam manado, saya berdomisili di kab bolaang mongondow timur dibdesa nuangan, hobi saya yakni mengembangkan pengetahuan tentang engginaring sekaligus juga sebagai penulis opini dan filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dunia Bipolar antara Dialektika dan Ekonomi Liberal

27 Oktober 2023   00:26 Diperbarui: 27 Oktober 2023   00:35 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Moh Alfazri Mokoagow Badko Sulut-Go

Dalam era globalisasi dan perubahan yang cepat, dunia semakin terbagi antara dua kutub utama, yaitu dialetika demokrasi dan ekonomi liberal. Kedua konsep ini memiliki nilai dan prinsip yang penting, namun mencapai keseimbangan yang tepat antara keduanya adalah tantangan yang rumit dan terus berubah. Mari kita telaah lebih dalam.

Demokrasi adalah fondasi sistem politik yang memberikan kekuasaan kepada rakyat. Ini mencakup hak untuk memilih pemimpin, kebebasan berbicara, dan menghormati hak asasi manusia. Demokrasi menciptakan suatu lingkungan di mana kekuasaan tersebar secara merata dan keputusan politik didasarkan pada kepentingan rakyat. Namun, demokrasi sering kali menghadapi masalah seperti politik uang, korupsi, dan ketidakstabilan politik.

Di sisi lain, ekonomi liberal menekankan pasar bebas, perusahaan swasta, dan pertumbuhan ekonomi yang kuat. Ini telah membawa kemakmuran dan inovasi dalam banyak kasus, tetapi juga bisa berdampak pada ketidaksetaraan ekonomi yang signifikan. Jika tidak diatur dengan bijak, ekonomi liberal dapat menciptakan kesenjangan sosial dan ketidakstabilan ekonomi yang serius.

Ketika keduanya bersatu, kita dapat melihat dampak yang positif. Demokrasi memberikan suara kepada rakyat untuk mempengaruhi kebijakan ekonomi, sementara ekonomi liberal dapat menghasilkan pertumbuhan yang mendukung pembangunan sosial dan ekonomi. Namun, perlu diperhatikan bahwa keseimbangan yang baik harus dijaga agar kekuasaan ekonomi tidak mengatasi prinsip-prinsip demokrasi.

Ketika pemerintah terlalu kuat dalam mengatur ekonomi, hal ini dapat menghambat inovasi dan kreativitas, serta membatasi kebebasan bisnis. Di sisi lain, jika ekonomi terlalu bebas, risiko terjadinya monopoli dan eksploitasi sosial meningkat. Oleh karena itu, kita perlu mencari cara untuk mengintegrasikan kedua konsep ini dengan bijak.

Dalam dunia bipolar ini, penting untuk memastikan bahwa nilai-nilai demokratis dan kesejahteraan sosial tetap menjadi fokus utama. Pemerintah harus memiliki peran yang kuat dalam melindungi hak-hak warga negara, mengatasi ketidaksetaraan, dan memastikan bahwa ekonomi mendukung kesejahteraan sosial. Seiring dengan itu, pengusaha dan sektor swasta juga harus bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.

Keseimbangan antara demokrasi dan ekonomi liberal adalah suatu tantangan yang harus dihadapi oleh negara-negara di era modern ini. Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, bisnis, dan masyarakat sipil, kita dapat menciptakan sistem yang berkelanjutan yang melayani kepentingan semua warga negara, sambil memungkinkan pertumbuhan ekonomi yang seimbang dan berkelanjutan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun