Mohon tunggu...
Moh alfan
Moh alfan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

sedang kuliah di unmuh jember

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Terdapat 300 Lebih Anak Tidak Sekolah di Desa Curahtakir, Penyebabnya Beragam

20 Agustus 2024   10:30 Diperbarui: 20 Agustus 2024   11:01 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendataan Anak Tidak Sekolah di Desa Curahtakir

Dalam rangka KKN-KOLABORATIF #3 Pemkab Jember bekerja sama dengan mahasiswa KKN untuk mendata Anak Tidak Sekolah di Desa masing-masing. Melalui dinas pendidikan menyebutkan bahwa 355 anak tercatat tidak sekolah di desa curahtakir di tingkat SD/MI, MTS, dan SMK. Atas kondisi tersebut Dispendik bekerja sama dengan Pemkab Jember dalam melakukan survei Anak Tidak Sekolah (ATS).

Penerjunan Mahasiswa KKN kolaboratif Jember di Tahun 2024 sudah selesai di laksanakan. Membawa tugas dari pemkab yang salah satunya adalah mendata ulang Anak Putus Sekolah (ATS) di masing-masing wilayah penempatan kelompok, mahasiswa diberi kesempatan untuk terjun langsung pada masyarakat dan melihat kondisi sosial di desa Curahtakir. 

Pada tanggal 1 Agustus tahun 2024, mahasiswa KKN di posko 046 Desa Curahtakir melaksanakan survei data Anak Tidak Sekolah (ATS). Survei ini dilakukan dalam beberapa hari dan bertahap karena akses dan medan yang sulit dijangkau. Selain itu, kendala seperti data yang kurang akurat sehingga menyebabkan kebingungan dalam menemukan anak yang sudah terdata. 

Kelompok KKN Kolaboratif 046, setelah selesai melakukan survei terjun ke setiap dusun yang ada di Desa Curahtakir dan melakukan wawancara langsung dengan yang bersangkutan, dapat disimpulkan bahwa beberapa alasan terbanyak mengapa anak-anak yang terdata tidak melanjutkan sekolah yaitu alasan ekonomi, pernikahan dini,dan memilih untuk bekerja.

Selain karena pernikahan dini, beberapa kasus yang banyak membuat anak-anak berhenti sekolah adalah karena permasalahan ekonomi yang memutuskan mereka lebih memilih bekerja untuk membantu perekonomian keluarganya dan memenuhi kebutuhannya sendiri. "lebih enak kerja dapat uang daripada sekolah gak dapat apa-apa" ujar salah satu anak di dusun krajan 2, desa curahtakir ketika kita melakukan survei ke rumah yang bersangkutan. Sambung orang tuanya, beliau berkata bahwa ''buat apa sekolah tinggi-tinggi nanti ujung-ujungnya korupsi, mending kerja di sawah hasil uang yang nyata''

Dalam upaya merubah pemikiran orang tua terhadap anak, kelompok KKN KOLABORATIF #3 2024 posko 046 melakukan kegiatan sosialisasi pentingnya pendidikan di SDN curahtakir 04 yang dihadiri oleh siswa-siswi kelas 5 dan 6. Kegiatan ini bertujuan untuk memahami dan mengapresiasi peran pendidikan dalam pembentukan masa depan bangsa dan individu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun