Mohon tunggu...
Moh afif Sholeh
Moh afif Sholeh Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tak Dikenal

30 April 2018   23:23 Diperbarui: 30 April 2018   23:27 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kampung rawa duren, ada salah satu Ustad yang bernama Budiman, namanya terkenal dan tenar di luar daerahnya. Di tempat tinggalnya ia berbaur dengan masyarakat secara harmonis, serta ia tak memperlihatkan kealimannya. Ia lebih suka menjadi seperti air, mengayomi warga tanpa membuka identitas dirinya, sampai suatu hari salah satu santrinya hendak berkunjung ke rumahnya, dengan mencari alamat sampai seluruh warga tak ada yang mengenalnya, karena warga tak tahu di daerah itu ada seorang ustadz yang namanya harum di luar daerah itu.

 "Pak, tahu alamat rumahnya Ustadz Budiman tidak?"salah satu santri bertanya kepada warga kampung. 

"Wah, di sini tak ada namanya ustadz Budiman, di daerah ini hanya ada Ustadz Fatoni, tapi ia tak sesuai dengan ciri-ciri yang anda maksud". Jelas salah satu warga. 

Kemudian santri tadi mencari dari ujung ke ujung kampung, namun tak menemui ustadz tadi. Ia mencoba menghubungi nomor kontak Ustadznya, tapi tak tersambung karena sulitnya mendapatkan signal Hp.Akhirnya santri itu memutuskan untuk pulang lagi.

Seminggu kemudian, santri itu kembali lagi ke kampung itu, guna mencari alamatnya ustadznya lagi, dengan harapan bisa bertemu dengan orang yang ia cari dari minggu kemarin.

"Bu, ada yang tau alamatnya Ustadz Budiman kah, beliau sering mengajar pengajian di tempat kami, ciri-cirinya : orangnya tak terlalu tinggi, kulitnya sawo matang". Santri bertanya kepada salah satu perempuan tua yang sedang menyapu halaman rumahnya.

"Setahu ibu, di sini tak ada nama ustadz Budiman, tapi ada Ustadz Fatoni, memangnya ada kepentingan yang sangat pentingkah?".

"Iya Bu, saya mendapat amanah dari orang tua saya, sebelum beliau meninggal dunia untuk menyampaikan pesan untuk Ustadz Budiman, bahwa beliau Nadzar hendak membiayai perjalan Umrah untuk Ustadz yang mengajar di kampung kami". Tuturnya.

Sang ibu itu kembali bertanya lagi kepadanya tentang Ustadz itu:" Nak, apa ustadz itu seperti ini orangnya?"sambil menyodorkan sebuah foto yang ia ambil dari dalam rumah.

"Iya betul Bu, ini ustadz Budiman". "Walah, ini kan suami saya, disini dikenal ustadz fatoni. Silakan masuk rumah dulu, saya akan memanggilnya dulu".

 "Pak...pak..., Ada tamu dari kota, ia dari Minggu kemarin mencari bapak". Jelas istri ustadz.

"Memangnya siapa Bu?". "Santri bapak, ia datang membawa kabar gembira untuk bapak".

"Kabar apa sih Bu?"tanya sang suami "Ih, bapak kepo banget sih, pulang saja dulu, ntar juga tahu sendiri". Sesampainya di rumah, sang ustadz kaget melihat santrinya sampai rumahnya.

"Nak, apa kabarnya?". Tanya sang Ustadz.

"Alhamdulillah, Baik Ustadz, saya kesini hendak menyampaikan amanah untuk Ustadz".

"Amanah apa Nak?". "Sebelum orang tua saya meninggal, beliau bernadzar hendak menanggung semua biaya perjalanan Umrah untuk Ustadz".

"Masya Allah, semoga amal orang tuamu diterima oleh Allah, dan segala dosanya diampuniNya, Saya sangat terharu sama Almarhum, orang yang baik akhlaknya".

"Amin, mudah-mudahan terkabul doanya Ustadz".

Oleh: Moh Afif Sholeh 

Gang Mujair, 30 April 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun