Mohon tunggu...
Moh afif Sholeh
Moh afif Sholeh Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bungkus Kepalsuan

7 Juli 2017   07:04 Diperbarui: 7 Juli 2017   07:38 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bungkus Kepalsuan

Oleh:Moh Afif Sholeh

Zaman semakin canggih, serta serba instan, di sisi lain sulit membedakan antara kebenaran dengan kepalsuan, semua melebur menjadi satu kesatuan, hal ini membutuhkan kecerdasan dalam memilih dan memilahnya. Ponimin salah satu korban penipuan yang berkedok bisnis benda berharga, ia terlalu tergiur dengan keuntungan yang berlipat ganda, tanpa mengecek secara detail kebenarannya.

"Pak, saya ada bisnis yang menjanjikan, mau ikut bergabung tidak?"tawaran orang yang baru ia kenal.

"Bisnis apa pak?"ia bertanya.

"jual beli benda berharga, seperti samurai peninggalan Jepang, senjata atau alat perang kerajaan zaman dahulu, keuntungannya luar biasa pokoknya".

Sejenak terlintas dalam pikirannya, mana mungkin orang bisa cepat kaya dengan cara itu, namun karena terhipnotis penampilan dan retorikanya, ia menjadi terpancing untuk mengikuti bisnis itu, walau milyaran uang yang ia keluarkan.

"ini keris peninggalan Majapahit, harganya 3 milyaran, berguna untuk penolak sihir."tutur orang itu.

"Bisa dites kebenarannya tidak?agar jelas semuanya.

"Oh sangat bisa."Ia meyakinkan.

Akhirnya, Ia terpesona dengan fungsi benda itu, dan minta dikirim kerumahnya dalam keadaan terbungkus rapi, tanpa dicek terlebih dahulu. Sesampainya dirumah, ia akan mendapat keuntungan yang berlipat ganda dengan menawarkan ke kolektor benda berharga. Setelah itu, ia menghubunginya, dan meminta untuk datang ke rumahnya untuk melihat benda yang ia beli. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun