Beberapa kali lebaran, Â mereka tak tegur sapa, sampai akhirnya, ada pertemuan warga untuk silaturrahmi bersama, setelah salam salaman, Juminten masih menyimpan dendam, ia merasa bahwa tetangganya salah, makanya harus minta maaf duluan, begitu juga sebaliknya tetangganya berfikiran juminten harus yang kerumah duluan untuk minta maaf.
Ketika ada pertemuan, mereka bersalam salaman, tapi hati mereka berontak satu dengan yang lain. Iya itu memang realita di masyarakat, lisan memaafkan tapi hati berdusta.
Depok, 28 Juni 2017, 21.30 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H