"Saya di amanati oleh guru saya, untuk menemui seorang petani yang punya kotak pusaka Kerajaan Kijang. Orang taat ibadah, bapaknya yang sudah meninggal bernama Ki Dawet."Jelasnya.
"Oh, itu nama bapak saya, mari ke rumah dulu, kita lanjutin obrolannya di sana."tutur sang petani.
Sesampainya di rumah, Sariman menceritakan tentang wasiat orang tuanya tentang sebuah kotak yang tak tahu isinya, beliau cuma berpesan kotak itu boleh di buka ketika ada paceklik panjang.
Pemuda tadi menceritakan ucapan gurunya bahwa di kotak itu berisi delima emas, pusaka kerajaan Kijang yang telah lama hilang akibat seerangan kerajaan lain, dan delima emas itu biasanya digunakan untuk menangkis segala macam wabah penyakit, atau ketika paceklik datang dengan izin Tuhan yang Maha Kuasa, caranya dengan menempatkan di lahan sungai kering, tak lama akan mengalir lagi sumber mata airnya. Dan tujuan saya kemari untuk menjelaskan ke bapak sesuai pesan guru saya.
"Oh iya, silakan nak, kamu yang membukanya." suruh sang petani.
" Siap pak." jawabnya dengan tegas.
Seteleh beberapa saat, Hujan lebat turun membasahi daerah itu, serta menjadikan tanah menghijau kembali. Ternyata Sariman baru tahu isi kotak itu setelah sekian tahun menunggunya. Ia menyadari ternyata orang tuanya dulu terpandang serta sebagai penyelamat pusaka kerajaan. Didikan orang tuanya dulu sangat luar biasa, terutama anak anaknya tidak menjadi  sombong karena kehebatan orang tuanya, tapi kerendahan orang tuanya patut dicontoh keturunannya.
Bintaro, 16 Juni 2017, 22.00WIB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H