Mohon tunggu...
Moh afif Sholeh
Moh afif Sholeh Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketajaman Batin Seorang Guru

7 Juni 2017   11:32 Diperbarui: 7 Juni 2017   11:37 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun lalu di sebuah Sekolah SMA Islam daerah Tangerang Selatan pernah mengadakan Pesantren kilat di Bulan Ramadhan,  Pihak Sekolah mewajibkan semua Siswa siswi untuk mengikutinya, yang membedakan dengan tahun sebelumnya adalah acaranya kali ini menginap selama dua malam. Mereka tak pernah membayangkan sebelumnya, cuma mendengar kata Pesantren saja sudah ketakutan akan aturan yang super ketat dan kegiatannya cukup padat. Ada dua siswa yang serius membicarakan acara ini dikarenakan belum pernah mengikuti acara seperti ini.

"Tok, kamu sudah mendengar belum? besok akan ada pesantren kilat dan harus menginap selama dua hari disana." tutur Joni kepada Antok teman akrabnya.

"Wah, Belum tau, Jon, emang kamu tahu infonya itu dari mana?" tanya si Antok.

"Tahu dari pengumuman dari pagi, emang kamu telat ya?" Joni bertanya.

"Iya, Jon." tutur Antok.

Malam harinya mereka mempersiapkan perlengkapan yang harus dibawa untuk kegiatan Pesantren Kilat besok di sekolah. Sesampainya di Sekolah mereka bersiap siap untuk mengikuti acara itu.

Setelah Kepala sekolah membuka acara ini, lalu beliau menuturkan bahwa acara ini akan dipandu instruktur dari luar yang notabenya pernah mengenyam Pesantren sebelumnya. Pihak Guru membantu tim instruktur untuk terlaksananya acara ini, dengan kordinasi dengan penanggung jawab acara ini yaitu pak Zaenal, beliau sangat santun dan bijak ditambah dekat dengan siswanya. Tak banyak yang tahu beliau pakar ilmu Hikmah, kemampuan magicnya tak diragukan lagi bagi yang mengetahuinya.

"Jon, Saya merasa bosan mengikuti acara seperti ini, tak tahu kenapa ya?" Antok Curhat sambil berbisik.

"Sama, saya juga merasa begitu."tutur Joni.

"Mendingan nanti kita buka puasa diluar, disaat istirahat menjelang Magrib, setelah acara selesai kita kembali lagi." Joni berkata sambil memberi kode ke Atok.

"Sepakat, tapi kita harus hati hati agar tidak ketahuan." saran Antok.

Setelah mereka kabur dari sekolahan, dan kembali saat siswa yang lain sudah tidur. Pak Zainal merasa ada siswa yang kabur, setelah itu ia memastikan keberadaan siswanya sambil duduk di teras sekolah, Ia merasa siswanya akan melewati jalur belakang dengan melompat pagar. Benar, selang beberapa menit, kedua siswa tadi melompat pagar, sampai terdengar suara yang mengagetkan, yaitu kaki Antok terkilir sehingga ia sedikit mengeluarkan suara rintihan.

"Aduh...aduh... jon, kakiku terkilir sakit sekali."Tutur Antok.

Beberapa menit kemudian Pak Zaenal langsung menuju kesana untuk menyelesaikan masalah mereka.

"Innalillahi, kalian dari mana saja? jam segini baru kembali." tanya Pak Zaenal.

" Da...da...da..ri luar pak."sambil grogi bicarinya.

Setelah itu mereka dinasehati beliau tanpa ada yang tahu masalahnya, karena Pak Zaenal orangnya pendiam, serta tidak mau membuka aib atau kesalahan orang lain. Mereka meminta maaf ke Pak Zaenal, serta berjanji tidak akan mengulangi lagi. Dan atas kesabaran dan perhatian beliau terhadap siswa yang bermasalah, mereka berdua menjadi anak baik, serta menjadi panutan yang lainnya. Karena Pak Zaenal mempunyai sejarah hidup yang panjang, serta pengalaman di jalanan sebagai preman, kemudian beliau bertaubat dan memutuskan untuk masuk pesantren, beliau mengikuti Kyainya yang penyabar, serta sayang dengan santri maupun tamunya yang berasal dari berbagai kalangan.

BSD, 7 Juni 2017, 11.17 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun