Mohon tunggu...
Moh afif Sholeh
Moh afif Sholeh Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tergiur Diskon

1 Juni 2017   19:31 Diperbarui: 1 Juni 2017   21:06 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pertengahan puasa biasanya pasar maupun mall memberikan diskon besar-besaran. Masyarakat antusias untuk berburu diskon barang-barang yang dibutuhkan. Mereka rela antre untuk mendapatkan potongan. Tak mau ketinggalan, si Kity janda beranak tiga segera berangkat ke sana setelah tetangganya pulang membawa tentengan barang belanjaan.

"Mbak, banyak banget belanjaannya?" Kity bertanya.

"Iya, Mbak, ada diskon besar-besaran di sana," tutur si tetangga sambil memperlihatkan bawaannya.

"o... Saya segera ke sana kalau begitu," kata Kitty sambil melihat tentengan tetangga.

Kemudian si janda membawa anak terakhirnya, karena takut kehabisan, ia segera berangkat menuju pasar. Sesampainya di sana, ia langsung memilih barang yang ia butuhkan, mulai pakaian anak pertama sampai anak terakhir. Kemudian setelah dirasa cukup belanjanya, ia langsung menuju kasir. Tak disangka, antreannya panjang luar biasa. Beberapa jam ia menunggu gilirannya. Ia merasakan pusing kepala, ditambah anaknya nangis terus. Dan yang lebih parah lagi, ketika mendapatkan giliran pembayaran, ia mencari uang yang ada di dompetnya tidak ada. Tas dibolak-balik, dan ternyata belum ketemu.

"Mbak, ada yang bisa dibantu?" Kasir bertanya.

"Maaf, Mbak, saya cari dulu dompet saya sebentar ya," tutur Kitty dengan wajah pucat.

"Mbak, kalau dirasa dompetnya belum ketemu, silakan tunggu di sebelah kiri sini karena antrian masih banyak," Kasir menjelaskan dengan sopan.

"Oh iya, Mbak," Kity polos menjawab.

Kemudian si janda maju ke sebelah kiri kasir. Beberapa menit ia mencari masih belum mendapatkan dompetnya. Ia teringat dompetnya tertinggal di atas meja makan. Lalu ia berbicara sama kasir untuk pulang terlebih dahulu untuk mengambil dompetnya. Tak disangka kasir berkata, "Maaf, Mbak, barang yang sudah dipilih kalau belum bisa dibayar, akan dikembalikan lagi ke tempatnya lagi."

Akhirnya ia pulang dengan perasaan sedih dan marah dalam hatinya. Ia menyadari bahwa ketakutan diskon habis yang membuatnya lupa diri sampai tidak membawa dompet. Ia sungguh menyesal atas kejadian ini, dan sebagai pengalaman berharga dalam hidupnya.

oleh: Moh Afif Sholeh

Gang Mujair, 1 juni 2017, 19.00Wib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun