Mohon tunggu...
Moh afif Sholeh
Moh afif Sholeh Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kedipan Sang Janda

22 Mei 2017   14:39 Diperbarui: 22 Mei 2017   15:12 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kedipan Sang Janda

oleh: Moh Afif Sholeh

Disebuah warung kopi di derah pantura ada pelayan yang cukup terkenal dikalangan pembelinya, karena sorotan matanya yang tajam, sekali berkedip pembelinya lupa sama pesanannya. Ia ternyata seorang janda ting ting, dicerai suaminya dikarenakan mendapat info tentang perihal istrinya. Suaminya tidak mau mendengar penjelasan istrinya. Si janda memang perempuan tangguh, terbiasa bekerja keras untuk mencukupi orang tuanya yang telah sakit sakitan. Penampilanya biasa saja, tapi suara lirihnya bikin kangen mendengarnya.

Janda: Mau pesan apa bang?"ia bertanya kepada pembelinya.

Pembeli:" terdiam sesaat karena mendapatkan kedipan mata yang cukup indah, iya neng, saya mau pesan kamu?" ia berkata tanpa ia sadari.

Janda:"ha...., pesan saya, maksudnya apa bang?"ia bertanya dengan muka memerah.

Pembeli:"Eh maaf neng, salah, saya pesan kopi, kok saya salah ngomong ya, maafin ya neng."Ia malu malu mengatakannya.

Janda:"tidak apa apa bang," tuturnya.

Setelah pulang, si pembeli itu pusing memikirkan sang janda tadi, terutama kedipan matanya Yang selalu teringat di hatinya.

Esok harinya si pembeli datang lagi ke warung kopi, ternyata orang yang ia nanti tak terlihat lagi, kemudian ia bertanya kepada penjual yang lain.

Pembeli:"Teh, penjual yang cantik itu keman?"hatinya gelisah.

Teteh:"oo. orang ya lagi pulang setelah mendapat kabar orang tuanya sakit." Tuturnya.

Pembeli tadi pulang dengan tangan hampa karena hari ini tidak mendapatkan kopi spesial dari sang janda. Setelah beberapa hari, ia mulai sakit karena memikirkan sang janda yang cukup mempesona. Maklum, hatinya sudah terpengaruh dengan kedipan mendebarkan.

Bumi Makmur, 22 Mei 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun