oleh: Moh Afif Sholeh
Disebuah warung kopi di derah pantura ada pelayan yang cukup terkenal dikalangan pembelinya, karena sorotan matanya yang tajam, sekali berkedip pembelinya lupa sama pesanannya. Ia ternyata seorang janda ting ting, dicerai suaminya dikarenakan mendapat info tentang perihal istrinya. Suaminya tidak mau mendengar penjelasan istrinya. Si janda memang perempuan tangguh, terbiasa bekerja keras untuk mencukupi orang tuanya yang telah sakit sakitan. Penampilanya biasa saja, tapi suara lirihnya bikin kangen mendengarnya.
Janda: Mau pesan apa bang?"ia bertanya kepada pembelinya.
Pembeli:" terdiam sesaat karena mendapatkan kedipan mata yang cukup indah, iya neng, saya mau pesan kamu?" ia berkata tanpa ia sadari.
Janda:"ha...., pesan saya, maksudnya apa bang?"ia bertanya dengan muka memerah.
Pembeli:"Eh maaf neng, salah, saya pesan kopi, kok saya salah ngomong ya, maafin ya neng."Ia malu malu mengatakannya.
Janda:"tidak apa apa bang," tuturnya.
Setelah pulang, si pembeli itu pusing memikirkan sang janda tadi, terutama kedipan matanya Yang selalu teringat di hatinya.
Esok harinya si pembeli datang lagi ke warung kopi, ternyata orang yang ia nanti tak terlihat lagi, kemudian ia bertanya kepada penjual yang lain.
Pembeli:"Teh, penjual yang cantik itu keman?"hatinya gelisah.
Teteh:"oo. orang ya lagi pulang setelah mendapat kabar orang tuanya sakit." Tuturnya.
Pembeli tadi pulang dengan tangan hampa karena hari ini tidak mendapatkan kopi spesial dari sang janda. Setelah beberapa hari, ia mulai sakit karena memikirkan sang janda yang cukup mempesona. Maklum, hatinya sudah terpengaruh dengan kedipan mendebarkan.
Bumi Makmur, 22 Mei 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H