Mohon tunggu...
Moh afif Sholeh
Moh afif Sholeh Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kesuksesan Tukang Becak dalam Mendidik Anaknya

19 Mei 2017   21:19 Diperbarui: 19 Mei 2017   21:31 1126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kesuksesan Tukang Becak Dalam Mendidik Anaknya

oleh: Moh Afif Sholeh

Disebuah desa kecil yang berada di daerah jawa timur ada seorang tukang becak yang mempunyai dua anak, anak pertama perempuan, orang sering memanggilnya ice, nama panjangnya ice juice, sedangkan anak kedua laki laki bernama jaka. kedua anak ini diajari hidup sederhana oleh orang tuanya, serta menerima keadaan dengan berusaha semaksimal mungkin untuk selalu menjadi orang yang mandiri, bukan tergantung kepada orang lain. Walaupun tukang becak tadi tidak pernah merasakan bangku sekolahan, tapi selalu memotivasi anak anaknya untuk belajar sehingga mampu mengangkat derajat orang tuanya. Setiap pagi kedua anaknya selalu diantar kesekolah memakai becaknya. Pelajaran orang tuanya meresap ke sanubari sang anak, selepas pulang sekolah, keduanya membantu ibunya jualan nasi pecel di depan rumah.

Ice:"bu, ada yang bisa saya bantu?"ia bertanya dengan santun.

Ibu:"tolong bersihkan sayuran uang ada di dapur, lalu di rebus setengah matang," jelas sang ibu kepada putrinya.

Jaka:"kalau saya mengerjakan apa bu?" ia bertanya.

Ibu:"Kamu yang beresin tempat jualan ibu ya?" perintah dengan santun.

Jaka:"siap 86 bu,"ia berlagak seperti seorang polisi.

Ibu:"Kamu ada ada saja jaka..," sambil becanda.

Kebiasaan mereka membantu orang tuanya menjadi kebiasaan yang sudah tertanam sejak kecil. Dengan keterbatasan biaya sekolah tak menjadikanya rendah diri, sebaliknya ia ingin membuktikan dirinya menjadi orang yang berhasil meraih mimpinya.

Setelah beberapa tahun, kakaknya menyelesaikan kuliahnya yang dibiayai pemerintah alias beasiswa, kemudian menikah dengan pengusaha kaya yang kenal ketika ia masih di bangku kuliah. Sedangkan adiknya diterima menjadi anggota Akpol tanpa biaya sepeser pun. Lalu jaka menikah dengan seorang dokter spesialis mata. Sungguh beruntung sekali orang tuanya. Namun keberhasilan anak anak mereka tidak merubah kesederhanaannya. Beberapa kali anaknya menawarkan merenovasi rumahnya, keduanya selalu menolaknya dengan berbagai alasan.

Bapak:" nak, niat kalian mulia sekali, tapi kalau kalian mau merenovasi rumah, orang tua kalian tidak bisa tidur nyenyak karena terbiasa seadanya, apalagi kalau kalian berniat memagar rumah, maka tidak ada orang yang mau main lagi kerumah ini. Kalau rumah ini menjadi megah, maka banyak orang yang hendak berbuat jahat kepada kita."jelas sang bapak dengan sederhana

Anak:" iya pak, maaf kalau kami salah," tutur keduanya.

Bapak:" kalau kalian mau merenovasi silakan saja, cuma toilet saja ya,"jelasnya.

Kesederhanaan orang tuanya ini cukup masuk akal, namun ada nilai yang perlu ditiru dari keduanya yaitu pemikiran tentang keberhasilan dalam materi, atau jabatan tidak menggoyahkan atau merubah kesederhanaan hidup beliau. Ini yang harus dicontoh oleh anak anaknya.

Gang Mujair 6, 21.07 Wib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun