Mohon tunggu...
Moh afif Sholeh
Moh afif Sholeh Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kepancingnya Sang Pemancing

13 Mei 2017   00:33 Diperbarui: 13 Mei 2017   01:23 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kepancingnya sang pemancing

oleh: Moh Afif Sholeh

Di sebuah daerah dekat pinggiran ibu kota ada pemancingan galatama yang selalu cukup ramai tiap harinya, ada seorang anak muda yang bernama vaijo van zhecos selalu meluangkan waktunya untuk menghilangkan kepenatan setelah bekerja selama seminggu, pagi pagi ia siap berangkat, emaknya bertanya:"vaijo, kamu mau kemana pagi begini?" tanya emaknya dengan penasaran.

vaijo menjawab dengan santainya:" mancing mak..., dari pada bengong dirumah". imbuhnya.

emak bertanya lagi:" panci di dapur kamu bawa?tanya emaknya dengan nada serius.

Vaijo berbohong kepada emaknya:" enggak mak, saya cuma bawa pancingan saja". tuturnya meyakinkan emaknya.

Setelah itu, ia berangkat dengan rasa optimis akan mendapatkan ikan paling banyak. Sesampainya di sana ia langsung mendaftar ke panitia.

Ia berkata:"  bro, masih ada lapak kosong gak?" tanya dengan serius.

panitia:"oh masih ada, special buat kamu jo". tutur panitia dengan nada cekatan.

vaijo:" tiket berapa bro?"tanya lagi

panitia:"biasa...tiket normal 250 ribu". penjelasan panitia sambil memegang pulpen, dengan sebatang rokok di telinga sebelah kanan.

Selang beberapa menit dimulailah perlombaan tadi, terdengar suara, tiga, dua, satu...mulai!

Lalu si vaijo yang telah siap dengan peralatanya memulai melempar umpannya. Beberapa menit kemudian umpan habis, ditarik kailnya dengan cekatan, lalu diisi lagi, kemudian dilempar lagi umpanya. Setelah satu jam lewat ia mulai agak jengkel, kesel karena tak ada satu pun ikan yang memakan umpannya, ditambah lagi pemancing lain yang ada disampingnya mengejeknya habis habisan," jo...vaijo, nasibmu lagi kurang mujur kali." ejek pemancing yang berada di sampingnya.

Vaijo menyahuti:"sialan lo, mentang mentang lo dah dapat, bisanya bully orang." tuturnya sambil dongkol hatinya.

"Wkwkw wkwkkw."ejek samping kirinya.

setelah di bully habis habisan ia tambah geram, lalu ia berkata dengan nada keras:"kurang ajar kalian iya, berani kamu?aku banting satu persatu ntar." nada emosi meledak ledak.

pemancing lain menimpali:" kamu jo, bukanya mancing ikan, tapi mancing keributan disini, dasar kamu jo." tutur kata kasar dilontarkan.

Akhirnya vaijo marah marah sambil melempar kail, umpan ke salah satu pemancing, mulai lah keributan besar yang disebabkan vaijo. Teman temanya tidak bisa melerai, akhirnya salah satu peserta memanggil emaknya untuk datang ke tempat pemancingan, dan setelah sampai di sana, emaknya melihat panci yang ia cari dari tadi. Lalu emaknya bilang:" kamu ini...bisanya mancing keributan mulu, pantesan kamu tidak dapat ikan, karena kamu bohongin orang tua sih." omelan emak.

setelah itu si vaijo menyadari kesalahanya, dan meminta maaf kepada emaknya, serta ia bilang:" tidak akan mengulangi lagi". Namun dalam hatinya ingin mengulangi lagi kalau emaknya tidak tahu, dan sudah menjadi watak dasar vaijo anak durhaka sama orang tuanya, nasibnya akan sengsara terus.

(Gang Mujair 6, 00.27 Wib)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun