Terpenggalnya Kepala Sang Algojo
Oleh: Moh Afif Sholeh
Ada sebuah kisah yang diceritakan oleh nenek tua kepada cucunya tentang kejadian yang mengenaskan, serta telinga akan menjadi takut ketika mendengarnya yaitu peristiwa terpotongnya leher yang tak bersalah. Ini bermula ketika ada seorang penjahat yang membunuh seorang gadis yang melewati suatu tempat yang sepi di pinggiran ibu kota, kejadiannya ketika bermula sang gadis pulang dari pasar untuk membeli kebutuhan bulanannya, setelah sampai di daerah sepi, ternyata diikuti oleh penjahat yang ingin menguras dompetnya. Sebelum kejadian itu sang gadis teriak dengan nada kencang, meminta pertolongan…tolong…tolong….”teriakan sang gadis.
Penjahat:” diam kamu!!! Serahkan dompetmu! Kalau tidak, nyawamu akan melayang. Percuma kamu teriak-teriak, tidak ada yang mendengarmu.” Ancaman dari penjahat.
Sang gadis” tolooooong…tolooong.” Teriakan gadis semakin kencang.
Penjahat lalu menampar muka gadis itu sampai keluar darah dari hidungnya, setelah itu gadis itu pendarahan di kepala, lalu penjahat itu kabur terbirit birit ketakutan, akhirnya penjahat tadi berhasil keluar daerah itu dengan membawa dompet tadi.
Setelah beberapa hari mayat gadis tadi baru diketemukan, setelah keluarganya melaporkan ke pihak berwajib bahwa anak gadisnya hilang tidak pulang beberapa hari ini. Beberapa hari kemudian sang gadis ditemukan mayatnya yang bergelinang darah disekujur tubuhnya. Akhirnya pihak berwajib mengotopsi jasad gadis itu untuk melacak siapa dalang pembunuhnya. Dalam beberapa jam saja telah terdeteksi pembunuhnya, tak lama kemudian tertangkaplah penjahat yang membunuh gadis itu.
Pihak berwajib menyiapkan bukti bukti kejahatannya untuk dilimpahkan di pengadilan. Setelah melalui proses panjang di depan persidangan, maka penjahat tadi divonis hukuman mati, karena ada motif kesengajaan.
Beberapa hari Sebelum dilakukan hukuman, ditunjuklah sang algojo untuk mengeksekusi penjahat yang divonis mati tadi. Sang algojo sebelum mengeksekusi biasanya memakai narkoba terlebih dahulu untuk menghilangkan rasa stress, panik, maupun membangun percaya diri. Ini dilakukan beberapa tahun tanpa sepengetahuan atasanya. Kebiasaan algojo sebelum memulai eksekusi memakai penutup muka, serta ditemani seorang asisten disampinnya. Ketika sudah siap semua, penjahat di bawa ke tempat yang telah disediakan, dan algojo siap menghunuskan pedangnya ke atas, tanpa disangka sangka angin kencang serta petir menyambar, akhirnya pedang algojo tadi mengenai asisten yang berada disampingnya, terdengar suara teriakan:”a…a…a….” dararah berceceran disana sini. Sang algojo tiba tiba badanya lemas karena pengaruh narkoba, lalu eksekusi tidak dilanjutkan kembali.
Mendadak ramai karena terbongkar rahasia sang algojo yang terbiasa melakukan hal yang dilarang dan membahayakan dirinya dan orang lain. Akhirnya eksekusi penjahat yang tadinya di eksekusi di hari yang telah ditentukan gagal, malah pengadilan menjatuhkan putusan Kontroversial terkait kelakuan sang algojo yang akan dieksekusi mati secara dadakan. Diumumkan eksekusi algojo ini oleh pengadilan tinggi karena merusak citra penegak hukum.” Sang nenek menceritakan kepada cucunya dengan berlinang air mata.
Cucu:” sudah nek, tidak usah menangis, saya bisa menyimpulkan kok hikmah yang nenek ceritakan, semoga cerita ini bermanfaat iya nek, terima kasih,” Cucu sambil memeluk neneknya.