Mohon tunggu...
Mohamad Aby Gael
Mohamad Aby Gael Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Antropologi, Universitas Airlangga

Menulis untuk meredam kegelisahan yang sering datang tanpa diundang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kemalangan Anak Manusia

12 Desember 2020   14:02 Diperbarui: 12 Desember 2020   14:11 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Diburu keheningan malam
angin berhembus mencekam
tanpa suara, sebatas gerak jari dan bibir,
ia menggigil

Sempoyongan
meneduh, dari ruko ke ruko
dari surau ke surau,
ia berdzikir

Dedaunan gugur
bebarengan dengan jatahnya
meratapi kenangan,
Ia mengucap salam

Sepi adalah kawan

Ia mengiba pada sepi
sendiri ia mengiba
namun wajah sepi berpaling,
mencampakkannya

Kini
ia terbaring sendiri
tak dikenang, tanpa harta, tak berharga
sebatas mewariskan
coretan sajak
di saku celana

Kematian, adalah kawan setia
yang peduli,
yang niscaya memeluknya.

Surabaya, Desember 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun