Seiring dengan berkembangnya media digital mengakibatkan perubahan perilaku, budaya, dan aktivitas masyarakat . Masyarakat yang biasanya hidup tradisional dengan masih menjunjung norma dan budaya kini lambat laun berubah ke masyarakat digital . Tuntutan ini diperparah adanya pandemi covid -19 ini yang dimana semua kegiatan dialihkan ke dalam sistem online .
Di awal tahun 2020 tepatnya bulan maret semua aktivitas baik pekerjaan ,pendidikan ,sistem layanan publik dan kesehatan dialih fungsikan ke online ,sehingga memerlukan media penghubung seperti Google meet ,zoom dan aplikasi rapat lainya . Dengan adanya kondisi tersebut seluruh elemen masyarakat baik anak anak, pelajar, orang tua murid, guru dan profesi lainya dituntut lihai mengaplikasikan media digital .
 Walaupun pada dasarnya tidak semua orang mampu untuk mengakses sistem media, karena keterbatasan biaya, kondisi geografis, yang semakin dipersulit oleh adanya pandemi covid ini .
Alih alih menguasai media digital, tenaga pengajar seperti guru yang terbiasa melakukan pembelajaran secara langsung juga merasa bingung dalam proses transfusi ilmu secara online ini. Hal tersebut dikarenakan mereka tidak dipersiapkan untuk teknik pembelajaran secara daring.Â
Disini para tenaga pendidik pun menyadari bahwa sistem pendidikan online kurang efektif untuk mengawasi cara belajar siswanya dalam mencapai tujuan pemahaman materi . Di tengah pembelajaran daring seperti ini, generasi muda dihadapkan dalam berbagai tantangan-tantangannya baik dari luar maupun dari dalam.Â
Dari dalam contohnya faktor ekonomi keluarga yang tidak menentu, dimana masih banyak sekali anak anak yang kesulitan untuk mengakses jaringan internet dan perangkat digital karena faktor ekonomi yang pas-pasan terlebih saudara kita yang berada di daerah sulit sinyal seperti pegunungan .Â
Faktor eksternal dari pembelajaran daring adalah munculnya informasi informasi dengan cepat dan tanpa kendali sehingga seringkali para generasi muda salah mengakses informasi yang sebelumnya belum waktunya mereka mengakses, seperti isu radikal , diskriminasi sara, permasalahan politik, pornografi dan lain sebagainya yang bisa mengganggu kesehatan mental mereka di usia muda .
 Belakangan ini isu kesehatan mental karena media sosial marak sekali dibicarakan. Hal ini disebabkan akses dalam menggunakan media sosial bisa dibilang berlebihan sehingga mengganggu pembelajaran dan kegiatan sosialisasi di masyarakat .Memang benar di masa pandemi covid ini kita dilarang untuk bertemu dengan orang banyak, namun tidak juga hal ini mengubah para generasi muda untuk anti sosial di lingkungan masyarakat .Â
Sering kali terdengar berita remaja depresi karena tugas menumpuk ataupun insecure dampak berlebihan menggunakan media sosial. Dampak dari berlebihan menggunakan media sosial banyak sekali.Â
Intensitas peningkatan penggunaan media sosial dipengaruhi oleh fitur -fitur dan fasilitas yang 2 disediakan oleh media sosial . Saat remaja mulai mengaplikasikan media sosial mereka tidak peka terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar mereka .Hal hal tersebut merupakan fenomena yang marak terjadi di lingkungan sekitar kita .
 Adanya hal tersebut disebabkan banyak faktor, salah satunya faktor psikologis (gangguan perkembangan mental dari dalam tubuh mereka) dan genetik ( faktor yang dibawa sejak lahir . Isu gangguan mental seringkali dikaitkan dengan media sosial . Ditengah masa pembelajaran daring ini media sosial mengalami perkembangan luar biasa baik Instagram, YouTube, WhatsApp, Facebook dll fasilitas yang disediakan pun beragam macamnya yang pada dasarnya untuk mempermudah penggunanya sendiri .Â