Mohon tunggu...
Mohammad Husaeni
Mohammad Husaeni Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pembelajar sepanjang hidup

Selanjutnya

Tutup

Money

Dompet Dhuafa; Toward Truly Social Enterprise.

28 Desember 2011   03:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:40 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan yang terjadi di tubuh organisasi sosial Dompet Dhuafa sebagai respon terhadap tuntutan perubahan lingkungan dan zaman telah mengantarkan dd menjadi “truly social enterprise”. Sebagai sebuah organisasi yang lahir tanpa bentuk hingga akhirnya harus mencari bentuk sendiri, karena sampai saat ini belum ditemukan benchmarking atau perbandingan organisasi yang sudah establish yang bisa dijadikan sebagai rujukan didalam melakukan adopsi ataupun adaptasi system yang harus diterapkan. Jadilah dd sebagai sebuah organisasi experimental yang membutuhkan sentuhan manajemen yang khas dan inovatif.

Menjadi pioneer dalam mengembangkan sebuah organisasi hybrid tentu tidak semudah membalik telapak tangan. Dibutuhkan banyak pembelajaran dan percobaan sehingga memungkinkan peluang terjadinya error. Hal ini harus dilihat secara positif sebagai sebuah kesempatan (opportunity) bagi segenap manajemen untuk melakukan eksplorasi yang luas untuk menggali dan menemukan suatu pola baru dalam dunia organisasi.

Konsep DD Network yang memadukan aktivitas filantropi, bisnis, dan pemberdayaan sehingga tercipta suatu entitas baru yang disebut social enterprise (perusahaan social) tentu memiliki tantangan tersendiri. Bisnis merupakan aktivitas yang berorientasi untuk menghasilkan keuntungan (profit), sedangkan filantropi adalah kegiatan yang menekankan pada sifat kerelawanan serta bertujuan semata-mata untuk social (not for profit). Streotip yang terlanjur berkembang luas di ruang public yang mengatakan bahwa bisnis tidak bisa disandingkan dengan filantropi dan pemberdayaan harus dibuktikan kesalahannya. Dengan tetap menjadikan DD sebagai oraganisasi yang berorientasi profit di satu sisi dan not for profit disisi lain, maka dibutuhkan seni tersendiri didalam melakukan proses pengelolaan agar tidak tercipta suatu hubungan yang bertolak belakang dan saling merugikan satu dengan yang lain.

Dengan besarnya tantangan yang dihadapi tersebut, DD membutuhkan dukungan SDM , kualitas system yang handal, serta kepemimpinan yang bisa diterima oleh berbagai pihak agar bisa mengawal perjalanan oraganisasi mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk bisa memenuhi berbagai prasyarat tersebut manajemen harus melakukan langkah-langkah strategis ke depan, seperti melakukan training dan development kepada karyawan lama, meningkatkan standar kualifikasi untuk calon karyawan baru. Membenahi system yang sudah ada agar sesuai dengan tuntutan perkembangan organisasi, serta yang tidak kalah penting adalah menerapkan gaya kepemimpinan yang bisa diterima oleh berbagai pihak.

Idealnya, tantangan yang dihadapi bisa disikapi secara positif oleh berbagai pihak sehingga perjalanan organisasi bisa  sesuai dengan perkembangan lingkungan bisnis yang ada. Untuk itu dibutuhkan kesadaran semua pihak yang terlibat didalamnya untuk beradaptasi dengan situasi transisi yang ada serta kemauan untuk berubah dari comfort zone. Dengan segala kekurangan yang masih melekat dengan lembaga ini, kita harus menanamkan satu pemikiran bahwa DD adalah aset umat yang sangat berharga di republik ini yang harus terus dijaga agar eksistensinya bisa berkelanjutan sehingga bisa terus memberikan manfaat bagi ratusan ribu penerima manfaat yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Bukan hanya di Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun