Rehat ngopi bareng Warkop DKI
Oleh M. Rudi
Warkop DKI tentu saja adalah salah satu group komedi legendaris Indonesia, selain Srimulat dan beberapa group lawak lainnya tentu saja. Srimulat yang muncul lebih dulu sejak tahun 1950 an banyak melahirkan komedian terkenal di dunia hiburan. Warna lawakan Srimulat lebih kental nuansa tradisionalnya dan lebih dekat dengan budaya Jawa. Benyamin S muncul sebagai komedian yang lekat dengan budaya Betawi, disusul dengan sederetan group komedi seperti Jayakarta group, dimana Jojon adalah salah satu personelnya. Warkop saat itu muncul dengan tampilan berbeda. Mereka tampil dengan ciri khas mahasiswa terpelajar yang mengolah lawakan secara cerdas dibumbui sentilan sosial.Â
Dalam kaset-kasetnya, Warkop zaman itu sudah bicara soal korupsi, ketimpangan hukum dan menyentil penyakit masyarakat sekaligus juga fasilitas pelayanan masyarakat itu sendiri. Sebagai group komedi, Warkop paling banyak membuat film, ada sekitar 34 judul dan rekaman kaset sekitar 13 keping. mereka juga termasuk sangat baik untuk urusan manajemen dibanding group komedi lainnya.
Seperti halnya Srimulat, Warkop juga kemudian ikut andil memperkenalkan pelawak lain, yaitu group trio Bagito dimana personelnya adalah Miing, Unang dan Didin. Bagito dulu cukup lama mengisi program lawak bertajuk 'Basho' alias Bagito Show. Mereka sebelumnya adalah orang-orang yang pernah membantu Warkop. Warna lawakan Bagito termasuk cerdas, ini mengingatkan pada Warkop era kaset tape.
Di dunia musik, Warkop juga turut andil mempopulerkan group PSP (Pancaran sinar petromak). Group musik yang unik dan sering memelesetkan lagu-lagu barat ini personelnya rata-rata  juga mahasiswa Universitas Indonesia, satu almamater dengan Dono dan Kasino.
Personel Warkop bekerja sangat profesional. Ini terbukti bagaimana mereka masih bisa bekerja sama meski Dono dan Kasino sempat pernah tak bertegur sapa selama 3 tahun akibat perbedaan idealisme. Warkop adalah segalanya buat mereka, itu sebabnya pula Dono dengan berat hati pernah menolak beasiswa melanjutkan studinya ke Amerika.
Warkop yang semula berjumlah empat orang, Dono, Kasino, Nanu, Rudy Badil, dan Indro, Selain kreatif memparodikan lagu-lagu, juga sukses mengusung group PSP (pancaran sinar petromaks) yang merupakan kawan se almamater mereka di Universitas Indonesia. Warkop juga banyak merangkul group komedi atau pelawak-pelawak lain bergabung dalam karya-karyanya. Srimulat adalah group yang pernah berkolaborasi bersama dalam kaset tape. Pelawak Gepeng sempat mereka ajak rekaman kaset berjudul Gerhana asmara. Warkop ketika itu meminjam Gepeng yang kebetulan sedang  menjalani hukuman di penjara.
Di antara tiga orang dalam group komedi ini, Dono mungkin terkenal paling ngocol, sehingga jika orang menyebut film warkop, mereka kerap menyebutnya "Film Dono", tetapi menurut saya sesungguhnya Dono adalah orang paling serius dalam Warkop. Dono kerap terlibat dalam aksi-aksi demonstrasi mahasiswa bersama kawan-kawannya dari Universitas Indonesia. Terakhir, menurut buku "Warkop, dari main-main jadi bukan main", Dono juga ikut sibuk menjelang aksi-aksi demonstrasi di Jakarta yang mencekam di tahun 1998. Dono juga satu-satunya personel Warkop yang mengajar di almamaternya, Universitas Indonesia, sebagai Dosen Sosiologi.  Kecerdasan Dono menurun pada puteranya. Salah satu kawan yang satu almamater dengan putera Dono di UGM berkisah, bahwa Damar Canggih Wicaksono pernah meraih IPK tertinggi di jurusan teknik Nuklir. Putera kedua almarhum Dono ini sekarang tengah belajar di Swiss. Selain 34 Film bersama kawan-kawannya, Dono juga mewariskan beberapa karya dalam bentuk novel.
Stand up komedi di Indonesia yang populer belakangan ini sesungguhnya juga sudah lebih dulu dirintis Warkop Prambors yang kemudian berubah menjadi Warkop DKI itu. Warkop dulu memulainya dari kampus, berkembang pada acara komedi radio, Off air di berbagai daerah, rekaman kaset, dan kemudian berhasil memproduksi puluhan film.