Emas dan Euro menjadi favorit dalam transaksi valuta asing (Valas). Ke depan, isu utama yang turut mempengaruhi pergerakan mata uang akan terfokus pada kelanjutan suku bunga The Fed antara mempertahankan atau menurunkan.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengamati bahwa emas (XAU), Euro (EUR), Japanese Yen (JPY) dan Swiss Franc (CHF) menjadi mata uang pilihan saat ini. Hal tersebut seiring dengan adanya masalah inflasi dan kondisi perekonomian global.
Emas dalam forex dikenal sebagai mata uang dipilih karena fluktuasinya begitu besar dan harganya juga gampang ditebak. Emas banyak ditransaksikan oleh spekulan dengan modal besar.
EUR disukai karena fluktuasinya dinilai cukup stabil. Apalagi, Bank sentral Eropa (ECB) kemungkinan besar masih naikkan suku bunga untuk meredam inflasi, sehingga pergerakan harga mata uang ini terus mengalami fluktuasi yang gampang ditebak.
Sementara, Jepang dan Swiss perekonomiannya sedikit lebih stabil yang terlihat dari belum adanya langkah kenaikan suku bunga. Kedua bank negara ini masih mempertahankan suku bunga rendah sehingga membuat pelaku pasar sedikit lebih optimis terhadap JPY maupun CHF.
Menurut Ibrahim, transaksi emas dan EUR masih akan tetap menjadi pilihan teratas. Sebab, isu besar selanjutnya adalah mengenai keputusan lanjutan suku bunga The Fed.
Suku bunga AS yang diperkirakan sudah mencapai puncak, mungkin tidak menjadi isu utama lagi. Pasar mulai mencermati apakah The Fed akan mempertahankan suku bunga atau menurunkan suku bunga.
Ibrahim menjelaskan, apabila Bank Sentral AS mempertahankan suku bunga maka akan memperlambat perekonomian global. Ini akan membuat valas bergerak fluktuatif, sehingga salah satunya mata uang yang menggiurkan adalah emas dan EUR. Mayoritas trader juga mencari keamanan di kedua instrumen tersebut.
“Lagi lagi kedua mata uang tersebut menjadi favorit,” ungkap Ibrahim saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (19/7).
Harga emas di akhir tahun diperkirakan akan naik ke level US$ 2.000 per troi ons. Sementara, USD/EUR diproyeksikan naik ke level harga 1.14609.
Kendati demikian, Ibrahim menekankan bahwa valuta asing lebih cocok dimaknai sebagai aktivitas transaksi bukan investasi karena potensi untung dan rugi sama besarnya. Berbeda dengan investasi yang memiliki tujuan untuk menambah pundi-pundi keuntungan secara bertahap, dimana banyak yang melihat dari sisi keuntungan saja.
Adapun, secara umum Laba Forexindo Berjangka alias Laba FX menargetkan volume transaksi perdagangan berjangka komoditi akan berkisar 10.000 lot per bulan. Namun, target tersebut diamini bisa saja meleset karena adanya masa transisi selama proses akuisisi Laba FX oleh perusahaan asing.
Kurang lebih masa akuisisi berjalan selama 5 bulan yang akan berakhir Oktober 2023, dimana tidak adanya transaksi yang dilakukan selama proses tersebut.
Transaksi valuta asing (valas) menjadi aktivitas yang tak terpisahkan dari dunia keuangan global. Perdagangan internasional, investasi, serta pariwisata adalah beberapa contoh kegiatan yang memerlukan konversi mata uang dari satu negara ke negara lainnya. Beberapa mata uang memiliki popularitas tinggi sebagai pilihan utama dalam transaksi valas, dan dalam beberapa tahun terakhir, emas dan euro telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam penggunaannya sebagai alat pembayaran internasional. Artikel ini akan membahas mengapa emas dan euro menjadi pilihan utama dalam transaksi valuta asing dan pemicunya.
- Emas sebagai Aspek Keamanan dalam Investasi
Emas telah lama dianggap sebagai simbol kekayaan dan stabilitas. Nilai emas yang tahan terhadap inflasi dan ketidakstabilan ekonomi membuatnya menarik bagi para investor yang mencari perlindungan dari fluktuasi nilai mata uang. Saat mata uang utama mengalami tekanan atau mengalami depresiasi, permintaan untuk emas sebagai safe haven meningkat secara signifikan. Hal ini menyebabkan harga emas naik dan menjadi pilihan utama sebagai investasi dalam transaksi valuta asing.
- Peran Euro dalam Ekonomi Global
Sejak didirikan pada tahun 1999, euro telah menjadi salah satu mata uang utama dunia. Wilayah euro terdiri dari sejumlah besar negara-negara maju dengan ekonomi yang solid. Euro juga merupakan mata uang kedua yang paling banyak digunakan dalam cadangan devisa dunia setelah dolar AS. Keberhasilan dan stabilitas zona euro dalam menghadapi krisis keuangan global telah meningkatkan kepercayaan para pelaku pasar terhadap mata uang ini. Karena itu, euro menjadi pilihan utama dalam transaksi valuta asing, terutama dalam perdagangan dan investasi antar negara Eropa.
- Diversifikasi Risiko dalam Portofolio
Pemicu lain yang mempengaruhi popularitas emas dan euro sebagai pilihan utama dalam transaksi valuta asing adalah upaya diversifikasi risiko. Para investor dan pedagang valas sering mencari cara untuk mengurangi risiko dan meningkatkan stabilitas portofolio mereka. Dengan menggabungkan emas dan euro dalam portofolio, mereka dapat mengimbangi risiko yang terkait dengan fluktuasi nilai mata uang dan volatilitas pasar. Diversifikasi ini membantu melindungi portofolio dari gejolak ekonomi global dan membuatnya lebih tangguh dalam menghadapi kondisi pasar yang sulit.
- Pengaruh Kebijakan Moneter dan Geopolitik
Kebijakan moneter dari bank sentral suatu negara memiliki dampak signifikan pada nilai mata uang negara tersebut. Ketika bank sentral menaikkan suku bunga atau mengambil langkah-langkah kebijakan yang ketat, nilai mata uang cenderung menguat. Sebaliknya, kebijakan moneter yang longgar atau tindakan negatif dapat menyebabkan depresiasi nilai mata uang. Ketidakpastian politik dan konflik geopolitik juga dapat mempengaruhi nilai mata uang negara. Karena emas dan euro relatif kurang terpengaruh oleh kebijakan dan peristiwa geopolitik, keduanya menjadi pilihan yang menarik bagi para pelaku pasar yang mencari stabilitas dalam transaksi valuta asing.
Kesimpulan
Emas dan euro telah menjadi pilihan utama dalam transaksi valuta asing karena berbagai faktor. Emas menawarkan keamanan investasi dalam menghadapi fluktuasi nilai mata uang dan ketidakstabilan ekonomi, sedangkan euro adalah mata uang zona ekonomi yang kuat dan stabil. Selain itu, upaya diversifikasi risiko dan pengaruh kebijakan moneter dan geopolitik juga mempengaruhi popularitas keduanya sebagai pilihan utama dalam transaksi valuta asing. Para pelaku pasar terus memantau perkembangan ekonomi dan geopolitik yang dapat mempengaruhi nilai mata uang, sehingga emas dan euro kemungkinan akan tetap menjadi pilihan yang menarik dalam transaksi valuta asing di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H