Terkait guru impor, sebenarnya bukan guru impor melainkan guru dihadirkan sementara untuk memberikan "best practice" bagaimana menjadi guru yang baik. Mengingat peserta didik Indonesia masih tertinggal dibanding peserta didik luar negeri. Dimensi HOTS, attitude, seni, literasi dan sejumlah kekurangan lainnya masih perlu diperbaiki. Tanggapan Ketua Umum PB PGRI sudah tepat.Â
Mendukung setiap peningkatan mutu guru. Termasuk rencana hadirnya sejumlah guru terbaik di Indonesia untuk dimanfaatkan sebagai learning communiity sesama guru Indonesia dan luar negeri. Bahkan Kepala sekolah berprestasi dari Jawa Timur bernama Bapak Sampun sangat menunggu kehadiran guru terbaik dari luar negeri agar dikirim ke sekolahnya. Bapak Sampun ingin sekolahnya "melompat" lebih baik menjemput masa depan yang lebih kompetitif.Â
Era disrupsi adalah era membuka diri bukan era mengurung diri atau sewot diri. Tuntutan perubahan memaksa kita untuk belajar pada bangsa lain yang lebih maju. Bila tidak kejumudan akan terus membelenggu. Akhirnya sekolah tanpa branding dan sad ending. Jadilah bagian dari hamba yg bersyukur atas anugerah negeri yang elok nan rupawan, gemah ripah loh jinawi.Â
Teruslah bersyukur dg semangat ukhwah (basyariyah maupun wathoniyah). Teruslah menanam kebaikan demi kehidupan yg kekal abadi. Jayalah Guru Kita Jayalah Pendidikan Kita Jayalah Negeri Kita
By: (Muhtarom Zaini, S.Pd.I., M.Pd)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H