Kata sarkasme berasal dari bahasa Yunani sarkasmos yang diturunkan dari kata kerja sakasein yang berarti "merobek-robek daging seperti anjing", "menggigit bibir karena marah" atau "bicara dengan kepahitan". Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sarkasme berarti penggunaan kata-kata pedas untuk menyakiti hati orang lain, cemoohan, atau ejekan kasar. Kalimat yang mengandung sarkasme sering digunakan saat sedang mengkritik suatu situasi atau peristiwa yang dianggap tidak pantas.Â
Sarkasme adalah bahasa yang menggantikan ekspresi kasar dengan kata-kata yang dapat mencerminkan emosi atau sentimen orang lain yang menjadi fokus ucapannya. Sarkasme termasuk ke dalam perubahan makna karena mengandung makna yang berlawanan dengan makna harfiahnya. Sarkasme menggunakan kata-kata atau kalimat yang berlawanan dengan maksud sebenarnya sehingga memerlukan pemahaman konteks untuk memahami makna yang sebenarnya
Sarkasme adalah majas sindiran yang sangat kasar dan menyakitkan (Lestari, 2008:22). Bila dibandingkan dengan ironi dan sinisme, maka sarkasme inilah yang lebih kasar. Ironi adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara mengatakan hal yang berlawanan dari maksud sebenarnya. Sedangkan Sinisme adalah majas yang berupa sindiran langsung dan kasar terhadap sesuatu atau seseorang.
Menurut Gischa (dalam Sinaga, 2023:14814) bentuk sarkasme bisa berupa ejekan dan sindiran. Ejekan merupakan bentuk kata-kata atau tindakan menyakiti perasaan seseorang dengan cara yang kasar dan langsung. Sindiran adalah bentuk kritikan dan hinaan yang disampaikan kepada seseorang tanpa menyebut namanya secara langsung.Â
Bahasa sarkasme sering sekali ditemukan terutama dalam media sosial. Faktor seringnya sarkasme digunakan dalam media sosial adalah untuk menunjukkan eksistensi netizen. Seorang netizen yang sering muncul di setiap postingan orang lain biasanya memiliki keinginan untuk diakui. Hal ini bermaksud agar mereka menjadi dikenal dan mendapatkan perhatian guna memuaskan keinginan pribadinya. Media sosial sebagai media ekspresi tidak mengenal batas tempat maupun waktu. Setiap orang di media sosial diperbolehkan untuk mempublikasikan apa saja yang ada dalam pikirannya.
Komunikasi dalam media sosial termasuk ke dalam komunikasi nonverbal, yaitu kontak jarak jauh atau tidak bertatap muka secara langsung. Hal ini juga mendorong netizen untuk berani tampil dengan bahasa yang pedas terhadap siapapun yang mereka ajak bicara di media sosial. Hal ini dikarenakan netizen percaya bahwa orang yang diberikan komentar pedas tersebut tidak akan bisa bertemu (bertatap muka) langsung dengannya.
Peneliti akan mengambil beberapa contoh bahasa sarkasme yang ditemukan dalam postingan di aplikasi Tiktok. Beberapa bahasa sarkasme yang peneliti temukan dalam postingan di aplikasi Tiktok adalah: (1) "Hari ini aku berhasil tidur 12 jam! Produktivitas maksimal!", (2) "Cuaca hari ini sangat bagus! Hujan deras!", (3) "Aku sangat senang dengan kemacetan lalu lintas!", (4) "Aku berhasil membuat konten yang sangat menarik! Tapi tidak ada yang menonton!", (5) "Aku sangat pandai memasak air! Aku bisa membakar air".
Kalimat (1) "Hari ini aku berhasil tidur 12 jam! Produktivitas maksimal!" termasuk ke dalam sarkasme karena makna sebenarnya adalah kegagalan dalam mengelola waktu terutama waktu tidur, kurangnya produktivitas, dan keterlambatan atau kekurangan motivasi. Bahasa sarkasme ini menggunakan nada santai dan tidak terlalu serius, tujuannya adakah mengkritik kebiasaan buruk yang ada dalam diri sendiri.
Kalimat (2) "Cuaca hari ini sangat bagus! Hujan deras!" termasuk ke dalam sarkasme karena makna sebenarnya adalah cuaca hari ini buruk dan tidak nyaman untuk beraktivitas. Bahasa sarkasme ini menggunakan nada santai dan tidak terlalu serius, tujuannya adalah mengungkapkan ketidakpuasan pribadi terhadap cuaca buruk yang melanda hari ini.
Kalimat (3) "Aku sangat senang dengan kemacetan lalu lintas" termasuk ke dalam sarkasme karena makna sebenarnya adalah frustasi karena kemacetan lalu lintas. Bahasa sarkasme ini menggunakan nada santai dan tidak terlalu serius, tujuannya adalah mengungkapkan ketidakpuasan pribadi kepada lalu lintas yang selalu dilanda macet.
Kalimat (4) "Aku berhasil membuat konten yang sangat menarik! Tapi tidak ada yang menonton" termasuk ke dalam sarkasme karena makna sebenarnya adalah kegagalan membuat konten yang menarik perhatian penonton. Bahasa sarkasme ini menggunakan nada santai dan tidak terlalu serius, tujuannya adalah mengkritik kemampuan diri dalam membuat konten yang diminati oleh penonton.
Kalimat (5) "Aku sangat pandai memasak air! Aku bisa membakar air" termasuk ke dalam sarkasme karena makna sebenarnya adalah kegagalan dalam memasak. Bahasa sarkasme ini menggunakan nada santai dan tidak terlalu serius, tujuannya adalah mengkritik kemampuan diri sendiri dalam memasak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H