Jika memang bandel, pasang saja papan pengumuman, “Dilarang Pacaran (Berduaan) Pacaran dan Vandalisme Akan Didenda Rp. 2.000.000,- Melaporkan Diberi Hadiah 50% dari Denda.” Jika hiburan nir-edukasi (minim pendidikan) saja dibayar mahal, sudah selayaknya guru dan taman yang berbasis pendidikan diperhatikan dengan serius.
Permasalahan mendasarnya adalah kegiatan asusila yang acap kali dipraktikkan di taman yang justru digunakan untuk wahana rekreasi-edukasi. Toh, keuntungan akan berlipat andaikan visitors paham akan esensi kehadiran taman dan pemerintah tak perlu bingung jika ingin menciptakan taman pintar. Smart Garden and Good People.
Beberapa fungsi taman di tengah kota (City Park) berfungsi menekan tingkat polusi di area perkotaan atau tempat lain yang menghasilkan karbon berlebih. Setiap satu hektar ruang terbuka hijau diperkirakan mampu menghasilkan 0,6 ton oksigen untuk dikonsumsi 1.500 penduduk perhari.
Fungsi penting yang tak bisa diremehkan dari taman kota adalah hidrologi dalam hal penyerapan air dan mereduksi potensi banjir. Taman adalah ekosistem yang dibangun untuk kesehatan masyarakatnya. Salah satunya adalah sebagai filter dan penyerap gas pencemar dan debu, pengikat karbon, dan pengatur iklim mikro.
Jombang identik dengan julukan kota santri. Taman adalah salah satu wahana yang cocok untuk menanamkan identitas dari daerah itu sendiri. Contoh aplikatifnya adalah pembagunan monumen tentang sejarah Jombang di setiap taman yang ada. Lalu monumen tentang dunia pesantren, kenapa disebut sebagai kota santri, karena hampir seluruh pendiri pesantren di Jawa pasti pernah berguru di Jombang. Selain itu bisa dicantumkan pula nama-nama pesantren di area Jombang. Seperti Pesantren Tebuireng, Tambak Beras, Denanyar, Rejoso dan seterusnya. Tetap edukatif kan?
Tugu Asmaul Husna juga boleh, seperti yang digagas di “taman” parkiran Makam Gus Dur di wilayah Tebuireng. Dibentuk dari keramik persegi panjang dan berkonten lafadz Asmaul Husna. Duduk sambil membaca bisa jadi alternatif ganda, menyelam sambil minum air.
Kita juga bisa membuat semacam tugu atau tanda tentang makanan khas Jombang yang dimana makanan tersebut disediakan di taman tersebut. Sebut saja Kikil Khas Jombang (dibuat saja tugu atau monumen yang serupa untuk menunjukkan kuliner khas di kota santri ini). Selain itu ada pecel rengkek. Pecel Rengkek berasal dari tempat yang digunakan untuk membawa pecel, biasanya ditaruh di atas sepeda atau sepeda motor. Nah tempatnya itu dinamakan rengkek. Bahkan sampai saat ini pecel rengkek masih tetap eksis dan penyajiannya dengan pincuk yang menjadikan semakin unik.
Satu lagi makanan khas Jombang yang hampir punah adalah Sego Sadukan. Dikatakan sadukan karena porsinya yang minimalis, sekali saduk (tendang) langsung mencelat alias sekali santap langsung habis.
Taman tak melulu tentang keindahan, tapi tanpa keindahan, taman tampak kehilangan jati dirinya. Begitu banyak fungsi taman namun suatu paripurna apabila taman disempurnakan dengan manajemen pengunjung yang lebih baik dan diselingi monumen atau sejenisnya tentang seluk-beluk Jombang, minimal masyarakat Jombang tahu tentang daerahnya. Lebih hebatnya mampu menarik wisatawan lokal dan internasional. Semoga taman di seluruh Jombang semakin berkembang. Wallahu ‘a’lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H