Mohon tunggu...
Moh. Nazmudin
Moh. Nazmudin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sedikit skeptik. Ya, saya suka baca. Dan tak jarang menantang diri sendiri untuk melakukan sesuatu dan menantang diri dalam memahami sebuah konsep hidup, alur hidup, pemahaman umum-khusus dan cara berfikir dan bertindak baik yang sama, sedikit sama atau berbeda sama sekali.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tentang Kuliah, Gengsi, dan Pekerjaan Part I

5 Mei 2014   22:16 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:50 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang masa sebelum penyerahan judul skripsi, saya sudah mendapati ketakutkan akan waktu yang akan terbuang percuma tanpa hasil, tidak produktif, jika kegiatan harian saya hanya untuk membaca buku untuk menunjang referensi kuliah saya. Maka diputuskan untuk sesegera mungkin melamar pekerjaan.

Menyebar lamaran ke beberapa sekolah swasta yang memungkinkan menerima saya dan memounyai jam mengajar yang cukup banyak. Beberapa panggilan pun didapat, beberapa tiada kabar dan tak sedikit yang judes dan terang-terangan langsung berkata, tidak ada lowongan.

Saat pemanggilan pun ada beberapa cerita, sekolah swasta yang saya lamar mempunyai ciri khas akan kekentalan agamanya. Saya ditanya mengenai usia dan dilanjutkan dengan pertanyaan yang cukup membuat saya mengerutkan dahi, “kumis dan jenggot kamu kemana? Seharusnya diusia kamu sudah ada jenggot dan kumis” saya melongo.

Di tempat lain saya didiskriditkan karena tempat kuliah saya yang bukan PTN dan terlebih masih mahasiswa. Saya terima saja.

Ahirnya ada satu sekolah swasta yang mau menerima saya. Tahun pertama mengajar cukup berat, mendapat porsi 30 jam mengaja, menjadi wali kelas dan mengisi eksul berenang untuk anak kelas rendah.

Teman-teman satu kelas di kampus saya ajak juga untuk memulai mencari kesibukan di luar kelas kuliah, seperti mengajar atau bekerja di suatu tempat.

Lalu, hari itu datang, sekitar tiga bulan setelah masa wisuda berahir, ahirnya teman-teman kelas bertebaran ke semua jenis pekerjaan. Mengambil jurusan pendidikan bahasa inggris, teman-teman saya sangat beragam dalam pekerjaan, ada yang masih betah dengan kegiatan SPG, ada yang sudah serius mengajar di satuan pendidikan tingkat dasar, menengah bahkan ada yang sudah dengan hebatnya bekerja di satuan pendidikan di sekolah tinggi atau universitas sebagai pengajar. Dan beberapa diantaranya masih berkutat dengan skripsi. Beberapa juga ada yang memutuskan untuk menunda masa bekerja dengan melanjutkan masa belajar untuk mendapatkan master.

Banyak juga yang bekerja di luar dunia pendidikan, diantara sebagai banker, bekerja di perusahaan nasional atau multinasional. Ini juga mengingatkan saya kembali bahwa terkadang dunia kerja itu terkadang tidak ada kaitannya jurusan kuliah yang kita ambil. Selagi kita berkompeten di dunia itu dan mereka percaya dan memberikan kesempatan, maka ya mari kita ambil untuk berkontribusi disana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun