Mohon tunggu...
Moh. Ilyas
Moh. Ilyas Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Bersatu Pasca Terkotak-kotak

6 Mei 2017   19:58 Diperbarui: 6 Mei 2017   20:04 1753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Namun demikian, terlepas dari semua itu, saya melihat bahwa sesungguhnya hiruk-pikuk Pilkada baru sampai pada level permukaan. Kendatipun calon sudah terpilih, pertarungan Pilkada ini belumlah selesai.

Sebagai tonggak penentuan babak baru kepemimpinan, Pilkada secara substantif belum selesai. Pilkada mensyaratkan adanya kesamaan irama antara janji-janji saat kampanye dengan realisasi program kerja. Yang terpenting adalah perwujudan dari sebuah kata-kata.

Jika pilkada kemarin diibaratkan sebuah revolusi, maka meminjam kalimat Pramoedya Ananta Toer, ia adalah guru. Dia adalah penderitaan. Tetapi dia pun adalah harapan. Jangan khianati revolusi! Kembali ia pandangi dua orang tua itu, yang mungkin beberapa tahun lagi tewas digulung maut. Namun mereka meletakkan harapannya pada revolusi. Betapa mereka mengagumi lembaran uang, perwujudan revolusi (Larasati: 2000).

Bagi Anies pun, keterpilihannya sebagai Gubernur DKI belumlah usai. Ia menyatakan bahwa semua ini baru pada perjalanan awal sepak terjangnya di DKI.

"Bagi kami, perjalanan masih panjang, usaha kami tidak hanya memenangkan pemilu, tapi tujuan utama kami adalah untuk menciptakan kembali keadilan sosial bagi warga Jakarta," kata Anies seperti dirilis ABC News.

Oleh karenanya, kesejahteraan rakyat Jakarta adalah sebuah keharusan yang tak terelakkan untuk diperjuangkan. Jika Anies menjadi antitesis Ahok dari ucapan dan janji-janji kemanusiaannya, maka itulah beban perjuangan yang betul-betul harus dibuktikan lima tahun ke depan.

Bersyukur dan Ikhlas!
Selamat Anies-Sandi!

Jum'at, 21 April 2017

Pukul 11.49 WIB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun