Mohon tunggu...
MOGI ERTANTO
MOGI ERTANTO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Karyawan Swasta

Tax Accounting

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Perkataan Gus Miftah Terhadap Pedagang Es Teh yang Viral

4 Desember 2024   09:37 Diperbarui: 5 Desember 2024   10:49 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://enamplus.liputan6.com/news/read/5818733/video-penjual-es-teh-yang-dihina-gus-miftah-bakal-berangkat-umroh

Beberapa waktu terakhir, ucapan dari Gus Miftah mengenai pedagang es teh menuai beragam reaksi di media sosial. Dalam sebuah ceramah, Gus Miftah menyebutkan pandangan tertentu yang disalahartikan oleh sebagian orang sebagai meremehkan profesi pedagang es teh. Pernyataan tersebut segera menjadi perbincangan hangat, memunculkan gelombang reaksi simpati, kemarahan, hingga kekecewaan dari berbagai pihak.

Simpati terhadap Pedagang Es Teh

Banyak netizen yang menunjukkan dukungannya terhadap pedagang es teh, profesi yang dianggap mulia karena memberikan penghidupan yang halal. Mereka menyoroti perjuangan para pedagang kecil yang bertahan di tengah berbagai tantangan, seperti naiknya harga bahan baku dan persaingan yang ketat. Dukungan berupa kata-kata penyemangat dan apresiasi memenuhi kolom komentar di berbagai platform media sosial.

"Jangan pandang rendah pedagang es teh. Kami tahu betapa sulitnya mereka bekerja, dan mereka tetap menjaga kejujuran dalam mencari rezeki," tulis seorang netizen.

Gerakan ini bahkan memicu kampanye spontan untuk membeli dagangan dari pedagang es teh lokal sebagai bentuk solidaritas. Kampanye semacam ini menjadi simbol bahwa profesi apa pun yang halal patut dihargai.

Kekecewaan terhadap Gus Miftah

Di sisi lain, tidak sedikit pula yang menunjukkan rasa kesal terhadap Gus Miftah. Ucapannya dianggap tidak peka dan mencederai perasaan para pedagang kecil. Beberapa orang berpendapat bahwa sebagai figur publik dan pemuka agama, Gus Miftah seharusnya lebih berhati-hati dalam berbicara agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

"Kata-katanya terlalu kasar. Harusnya ustaz memberi motivasi, bukan malah menjatuhkan profesi orang lain," ungkap salah seorang pengguna media sosial.

Respons Gus Miftah

Setelah mendapat berbagai tanggapan, Gus Miftah akhirnya memberikan klarifikasi. Ia menjelaskan bahwa pernyataannya telah dipotong sehingga keluar dari konteks asli. Klarifikasi ini diterima sebagian orang, namun ada pula yang tetap merasa kurang puas dan berharap beliau lebih mawas diri di masa depan.

Pelajaran dari Kontroversi

Kontroversi ini mengajarkan pentingnya kehati-hatian dalam berbicara, terutama bagi tokoh masyarakat. Ucapan yang terkesan sepele dapat memiliki dampak besar, baik positif maupun negatif, tergantung pada bagaimana publik menafsirkannya. Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk lebih menghargai profesi apa pun yang dilakukan dengan niat baik dan kejujuran.

Pada akhirnya, meskipun ucapan Gus Miftah menimbulkan polemik, respons simpati masyarakat terhadap pedagang es teh menunjukkan betapa kuatnya solidaritas sosial di Indonesia. Hal ini menjadi pengingat bahwa dukungan dan apresiasi dari sesama dapat menjadi sumber semangat bagi mereka yang bekerja keras demi keluarga dan masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun