Mohon tunggu...
MOGI ERTANTO
MOGI ERTANTO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Karyawan Swasta

Tax Accounting Student

Selanjutnya

Tutup

Financial

Harga Tiket Domestik Tinggi Menjelang Natal, Kontroversi Pencopotan Dirut Garuda dan Pajak Negara

21 November 2024   00:32 Diperbarui: 22 November 2024   23:15 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang libur Natal dan Tahun Baru, harga tiket pesawat domestik, terutama yang dikeluarkan oleh Garuda Indonesia, mengalami lonjakan yang signifikan. Kenaikan harga ini memicu keluhan dari masyarakat yang merasa terbebani, mengingat biaya transportasi udara menjadi pilihan utama saat musim liburan. 

Dalam kondisi ini, pemerintah memutuskan untuk mencopot Direktur Utama Garuda Indonesia, sebuah langkah yang menambah kontroversi di tengah situasi sulit ini.

Harga tiket pesawat yang tinggi pada musim liburan bukanlah hal baru, namun lonjakan yang tajam dianggap tidak wajar dan memberatkan. Banyak konsumen yang merasa harga tiket jauh melebihi batas kemampuan mereka, sehingga mengurangi aksesibilitas transportasi udara. 

Masalah ini menjadi lebih rumit karena Garuda Indonesia sebagai maskapai nasional, yang seharusnya memiliki tanggung jawab untuk menyediakan transportasi yang terjangkau bagi masyarakat, terutama pada momen penting seperti liburan.

Keputusan pemerintah untuk mencopot Dirut Garuda Indonesia berawal dari ketidakpuasan terhadap kebijakan harga tiket yang tinggi. Namun, banyak yang mempertanyakan apakah pencopotan ini dapat mengatasi masalah yang lebih besar, seperti pengelolaan keuangan dan beban utang yang dimiliki Garuda Indonesia.

 Maskapai ini memang tengah berjuang keluar dari masalah keuangan, dengan biaya operasional yang tinggi dan utang yang membengkak.

Selain itu, kenaikan harga tiket juga berdampak pada pajak negara. Sektor penerbangan, termasuk Garuda Indonesia, merupakan penyumbang pajak yang signifikan bagi negara. Pajak dari penumpang, bahan bakar, dan pendapatan maskapai memberikan kontribusi besar terhadap keuangan negara. 

Namun, harga tiket yang tinggi dapat mengurangi jumlah penumpang, yang akhirnya berpotensi menurunkan pendapatan pajak sektor aviasi.

Solusi untuk masalah ini harus menggabungkan kebutuhan bisnis maskapai dengan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah bisa memberikan insentif pajak atau subsidi untuk menurunkan harga tiket, sementara Garuda Indonesia perlu memperbaiki efisiensi operasional untuk menjaga kelangsungan perusahaan. 

Tanpa langkah yang tepat, baik sektor penerbangan maupun penerimaan pajak negara bisa terkena dampak jangka panjang.

Secara keseluruhan, kontroversi pencopotan Dirut Garuda Indonesia mencerminkan tantangan yang dihadapi sektor aviasi domestik. Keputusan ini perlu diikuti dengan kebijakan yang bijak untuk menyeimbangkan keberlanjutan bisnis maskapai dan kebutuhan masyarakat akan transportasi yang terjangkau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun