Mohon tunggu...
Moezenatus Sholiha
Moezenatus Sholiha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN

bismillah bisaa ya Allah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nutuk'i Gong Budaya Khas Desa Sawahan Kecamatan Turen

26 Desember 2023   12:08 Diperbarui: 26 Desember 2023   12:22 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cukup menarik bagi kami remaja milenial saat ini yang sudah awam dengan budaya Jawa yang sesungguhnya. Cukup terkejut saat kelompok KKM UIN Malang Rawikara Sagraha diajak mengikuti kegiatan warga yang biasa mereka sebut dengan nutuk'i gong.

Awam terdengar ditelinga kita tentang maksud dari kegiatan tersebut, saat kami mendatangi kegiatan tersebut ternyata yang dimaksud dengan nutuki gong merupakan kegiatan pagelaran campur sari, penampilan dari ibu-ibu warga desa dengan suara khas campur sari yang sangat indah.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin malam Selasa pada pukul 20.00 wib hingga pukul 00.00 wib Budaya ini sangat menghibur bagi kami, nutuk'i gong merupakan pagelaran umum yang dilaksanakan di balai desa Sawahan. Seluruh generasi dapat melihatnya tanpa dipungut biaya sepeserpun.

Lagu Jawa yang didendangkan dengan iringan gong dan gendang nya mampu membuat penontonnya tertarik untuk ikut berjoget bersama, penyanyi atau sindenya biasanya menggunakan baju kebaya khas adat Jawa.

Dari penampilan awal hingga akhir lagu campur sari didendangkan oleh para orang tua. Bagi kami remaja milenial yang baru mengenal dan melihat pagelaran ini memiliki kesan tersendiri saat menonton nya. Tidak hanya itu kami yang datang di pagelaran tersebut juga disambut dengan baik oleh mereka, bahkan kami juga dipersilahkan menyalurkan bakat menyanyi kami. Perwakilan dari kelompok KKM UIN Malang yakni oleh Adini kelompok KKM 162, Ia menyalurkan suara merdunya dengan lagu perahu layar, dan lagu Cabe gunung.

Dan sebagai penutupan pagelaran ini diakhiri dengan kegiatan pencak silat yang diiringi dengan tembang lantunan Jawa. Pagelaran ini merupakan pagelan seni yang kaya akan tradisional nya. Kemudian setelah acara berakhir kami dipersilahkan untuk makan bersama yang sudah disediakan oleh pihak desa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun