Jokowi bahkan berjanji proses sertifikasi dilakukan paling lama tiga bulan agar status kepemilikan tanah semakin jelas dan legal bagi masyarakat. Saat itu, tercatat ada sekitar 37 titik Kampung Tua di Batam di mana status tanah di dalamnya masih banyak yang tumpang tindih bahkan sengketa. "Akan kami lakukan maksimal 3 bulan akan kami selesaikan. Tiga bulan Kampung Tua akan kami sertifikatkan," kata Jokowi saat itu. Orasi politik Jokowi di Kompleks Stadion terbesar di Batam itu mendapat antusiasme masyarakat. Saat itu beberapa tokoh ikut hadir di stadion tersebut, di antaranya Ketua TKN Erick Tohir, Wakil Ketua TKN Moeldoko, Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra, dan Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani (sumber FAJAR.CO.ID).
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra berkesempatan membuka kampanye. Dalam sambutannya, Yusril menyebutkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin merupakan calon yang merepresentasikan umat Islam. Alasannya, Yusril menyebut pasangan tersebut satu-satunya kandidat yang mencalonkan seorang ulama. “Kenapa PBB mendukung? Karena di sini ada ulamanya. Pasangan Pak Jokowi ini ada ulamanya. Kami semua berharap negara ini dipimpin orang baik,” ujar Yusril dalam sambutannya (sumber TEMPO.CO).
Tak heran pengamat politik Rocky Gerung menilai Profesor Yusril Ihza Mahendra layak menjadi perisai hukum ketika Joko Widodo tidak lagi menjabat sebagai presiden. "Baiknya ajak Yusril. Cuma Yusril yang bisa melakukan penyelamatan," ujar Rocky saat menjadi pembicara pada acara diskusi publik bertajuk Harkat, Martabat, dan Keselamatan Seorang Mantan Presiden di Jakarta, Jumat, 1/9/2023 (sumber ANTARA).
Yusril menyatakan siap menjadi perisai hukum bagi Joko Widodo, ketika nantinya diminta. Yusril lantas mencontohkan Presiden Indonesia yang diserang setelah tak lagi menjabat, yakni Soeharto. "Saya pengalaman bagaimana menangani masalah Pak Harto, ya, ketika berhenti menjadi presiden kemudian tidak menjadi presiden lagi, ya macam-macam tuntutan di kalangan masyarakat pada waktu itu."(sumber jpnn.com).
Perkara perkara yang menyangkut keadilan harus dibawa ke ranah publik di ruang terang agar masyarakat tidak dirugikan. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) setuju salah satu konflik Rempang lantaran komunikasi yang buruk. Oleh sebab itu, PBNU mendesak agar pemerintah segera memperbaiki pola-pola komunikasi. Bahkan PBNU meminta agar pemerintah melibatkan rakyat dalam komunikasi tersebut. Selain itu, pihaknya mendesak agar pemerintah segera mencari solusi atas konflik di Pulau Rempang (sumber TRIBUN-VIDEO.COM).
Tampaknya para Pejabat kita terbiasa dengan gaya komunikasi satu arah termasuk soal Rempang ini sehingga masyarakat tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan tanggapan atau mengajukan pertanyaan. Jadi, begitulah, masyarakayt Melayu yang amat suka memendam rasa dan bersikap mengalah, perasaan mereka amat sukar untuk ditelah atau diagak, namun sampai satu tahap, alter-ego tersembunyi mereka akan meledak dan kesannya amatlah dasyat.
Namun demikian tampaknya Ini bukan semata salah komunikasi tapi ini bentuk pengingkaran terhadap janji janji kampanye maupun kebohongan yang saling tumpang tindih yang dilakukan di depan publik secara terang terangan. Janji-janji Jokowi dalam kampanye 2019 di lapangan Tumengung Batam yang dihadiri puluhan ribu pendukungnya hanya pepesan kosong belaka. Pidato dan statemen Presiden mengenai sertifikasi pembuatan sertifikat untuk Kampung Tua tidak ditepati sampai sekarang menjelang kekuasannya di periode ke 2 berakhir. Yang mengherankan, tiada ada satupun statemen dari Yusril sebagai bentuk solidaritas maupun keprihatinan sesoalan Rempang hari- hari ini, padahal mengalir di darahnya Melayu Riau dan beliau merupakan salah satu saksi dalam peristiwa tersebut.
Yusril ditunjuk menjadi Ketua Umum Partai Bulan Bintang ketika partai itu berdiri di awal Reformasi pada tanggal 17 Juli 1998. Dan Ia terpilih untuk sekali lagi secara aklamasi dalam Muktamar V PBB yang diadakan di Tanjung Pandan, Belitung tahun 2020. Yusril Ihza Mahendra adalah putra ke 6 dari 11 bersaudara dari pasangan Idris bin Haji Zainal Abidin dan Nursiha Binti Jama Sandon. Keluarga dari pihak ayahnya berasal dari Johor. Kakek buyutnya, Tengku Haji Mohammad Thaib, merupakan seorang bangsawan Kesultanan Johor di masa lampau. Jejak leluhurnya ada di Pulau Lingga dan Pulau Penyengat di Provinsi Kepulauan Riau sekarang (sumber Wikipedia).
Kehidupan rakyat janganlah lupa
Fakir-miskin hina dan papa
Jangan sekali tuan nan alpa
Akhirnya bala datang menerpa
Bait ketiga Syair Nasihat ini mengandung peringatan dan ancaman pada para pemimpin negeri. Diawali dengan mengingatkan akan kehidupan rakyat yang berada dalam kesengsaraan. Baris pertama dan baris kedua seolah menyampaikan pada para pemimpin bahwa di bawah sana masih banyak rakyat yang menjadi fakir-miskin, hidup susah, sengsara, dan melarat. Baris ketiga berisi nasihat agar para pemimpin tidak melupakan tanggung jawabnya terhadap kesejahteraan rakyat. Baris keempat ditutup dengan ancaman bahwa jika pemimpin lalai akan tanggung jawabnya, maka yang datang tidak lain adalah bencana dan malapetaka.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemimpin diartikan dengan orang yang memimpin, sementara itu, menurut Mumford dalam Mar’at (1982: 8) kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial. Jadi, kepemimpinan meliputi unsur-unsur sebagai berikut :