Mohon tunggu...
Moerni Tanjung
Moerni Tanjung Mohon Tunggu... Editor - founder of https://moerni.id

a father and a writer

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Siapa Bjorka? Apa Maunya?

12 September 2022   12:04 Diperbarui: 12 September 2022   12:13 1601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

12 September -- (moerni) -- Ulah Bjorka bikin pusing. Katanya sih hacker satu ini berhasil membobol data-data penting. Emang ada apa dengan Bjorka! siapa Bjorka? Dan apa maunya?

Namanya melambung setelah klaim kepemilikan 1,3 miliar data registrasi SIM card prabyar Indonesia. Lalu dikabarkan menjual 105 juta data warga Indonesia dari KPU. Kemudian, meretas situs Kementrian Komunikasi dan Infomatika (Kominfo). Dan membocorkan data rahasia Menteri Kominto (Menkominfo) Johnny G Plate. Termasuk meretas dokumen milik Presiden Indonesia Joko Widodo. Terbaru Bjorka membocorkan data soal kematian Munir dan insiden KM 50 dan kekayaan Menteri Agama.  

Sederet ulah Bjorka itu bikin semua bingung. Bikin pusing tujuh keliling. Bikin sejumlah pihak saling tuding. Ada juga yang dibuat merinding.

Dalam dunia hacker dikenal istilah white and black hat. White sesuai arti harfiahnya putih. Adalah kelompok hacker yang biasanya melakukan peretasan dengan tujuan 'mulia'. Misal untuk sekadar menguji sistem keamanan. Atau menguji kemampuan pribadi dan kelompok. Sementara black hat, adalah hacker yang kerap melakukan peretasan untuk kepentingan pribadi. Atau melakukan tindak kejahatan.

Terlepas dari kedua istilah itu, hacker tetaplah hacker. Mereka bukan 'orang biasa'. Mereka orang-orang brilian. Punya kemampuan tak diragukan. Punya kelebihan. Dan orang-orang pilihan.

Saya pernah bertemu seorang hacker di bandung. Sekitar 20 tahun silam. Ia seorang mahasiswa. Saya pernah diajak ke kos-kosannya. Di pinggiran Bandung. Kos-kosannya sederhana. Dindingnya masih papan-waktu itu. Tapi di dalamnya ada seperangkat home theater lengkap. Bisa karaokean. Bisa 'ajib-ajib'.

Lalu, pada sekitar 2006 saya pernah mengikuti pelatihan IT. Gelaran lembaga pendidikan nonformal di Palembang. Acaranya di salah satu mall di sana. Narasumbernya adalah seorang hacker. Yang waktu itu sukses meretas sistem tabulasi KPU. Di dunia hacker dia dikenal dengan nama Xnuxer. Di dunia nyata namanya Dani Firmansyah.

Saat itu nama Dani begitu terkenal-sama seperti Bjorka saat ini. Ia dikenal secara nasional usia meretas dan mengganti logo-logo partai dengan gambar buah. Ada Partai Jambu. Partai Nanas. Bahkan ada juga Partai Kolor Ijo.

Semua marah. Pemerintah marah. Polisipun bergerak. Akhirnya Dani ditangkap. Dihukum enam bulan penjara. Di Salemba. Pelatihan itu digelar tak lama usai Dani 'keluar pesantren' (istilah untuk keluar penjara).

Dari cerita kedua sosok tadi, dunia hacker adalah dunia yang luar biasa. Dunia yang tanpa batas. Tempatnya orang-orang cerdas. Sekaligus dunia yang mengeringkan bagi orang awam. Dunia tanpa privasi. Dunia tanpa basa-basi. Dunia di mana semua hal bisa diketahui.

Semua bisa diketahui. Mulai dari data pribadi seperti tempat tanggal lahir. Tempat tinggal. Anak. Istri. Suami. Atau rekening bank-lengkap dengan PIN. Atau riwayat penyakit. Saking detilnya, hacker bisa tahu ukuran celana dalam seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun