Saat ditemukan di rumah sakit, wajahnya hancur hingga sulit dikenali. Hanya lumuran darah dan pasir menutupi. Apakah itu benar Naufal?
Ternyata benar. Keluarga mengenalinya dari kaus dalam warna kelabu dan sepatunya. Sepatu khas milik Naufal. Naufal meninggal di lokasi kejadian. Tepat di tanggal yang sama saat ia lahir 11 tahun lalu.
Keluarga kemudian segera membawa jasad Naufal ke rumah duka. Dimandikan dan disholatkan untuk kali terakhir. Setelah itu, Naufal diantar ke peristirahatan terakhir di TPU tak jauh dari rumahnya. Di Kelurahan Kota Baru, Bekasi Barat.
"Musibah terjadi saat (waktu) istirahat. Dia (Naufal) mencari jajanan di depan sekolah. Ada kecelakaan. Lalu dia tertimpa tower," cerita Maryam-bibi korban dikutip dari Medcom.id. "Ini ulang tahunnya yang kesebelas," tambah sang bibi sambil tersedu.
Tak ada seorangpun mampu menebak ajal. Niat memberikan kejutan nasi kuning sepulang sekolah tak kesampaian. Naufal yang sangat menginginkan nasi kuning di ulang tahunnya pun tak bisa mencicipi.
Rabu pagi ternyata menjadi pagi terakhir bagi keluarga itu untuk bersama-sama. Bocah 11 tahun berwajah ganteng itu 'diambil pulang' oleh Sang Pencipta. "Yang di Atas" lebih sayang kepada Naufal. Dan memilih untuk 'membawanya pulang'. Semoga Naufal diberi tempat terindah di surgaNya, dan keluarga diberi ketabahan. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H