Â
Duka menyelimuti Rusia. Bukan karena perang dengan Ukraina. Namun karena kehilangan 'putra bangsa' yang bersejarah, Mikhail Gorbachev.
Gorbachev dilaporkan meninggal dunia pada Selasa (308) waktu setempat. Belum diketahui penyebab kematian. Namun selama ini pemimpin terakhir Uni Soviet itu keluar masuk rumah sakit. Media internasional pada Juni melaporkan bahwa Gorbachev dirawat di rumah sakit karena ginjal.
Pria kelahiran 2 Maret 1931 itu meninggal dunia di usia 91. Dan akan dikebumikan di Novodevichy, Moskow. Tempat peristirahatan orang-orang terkemuka Rusia. Ia akan dikebumikan di samping makam istrinya, Raisa Titarenko. Raisa sudah lebih dulu berpulang pada 1999. Karena penyakit leukemia, ujar kantor berita Tass dikutip dari BBC Indonesia.
Pemimpin Soviet ke delapan itu dikenal dengan kepribadian yang kuat dan jujur. Kehidupan sebagai anak seorang petani miskin menempanya begitu hebat. Privolnye, Krai Stavropol-tempat lahirnya menjadi saksi.
Penganut ideologi Marxisme-Leninisme itu tumbuh besar di zaman kepemimpinan Josef Stalin. Dan itu memberi pengaruh besar pada sundut pandangnya. Ia pun mengagumi Stalin. Ia sempat menjadi pendukung keras reformasi de-Stalinisasi-paska kematian Stalin.
Pada 1970, politisi bernama lengkap Mikhail Sergeyevich Gorbachev mendapat kepercayaan. Ia ditunjuk menjadi Sekretaris Pertama Partai di Kominte Regional Stavropol. Itu menjadi titik awal karirnya di politik. Ia kemudian bergabung dengan Politbiro pada 1985. Dan beberapa tahun kemudian, ditunjuk sebagai Sekretaris Jendral Partai. Kepala Pemerinthaan de facto Uni Soviet.
Gorbachev punya komitmen untuk mempertahankan Uni Soviet. Namun di lubuk hatinya, ia juga meyakini bahwa perlu ada reformasi besar. Terutama paska bencana Chernobyl tahun 1986.
Ia kemudian menarik pasukan dari Afganistan. Keputusan yang kurang mendapat dukungan dari sebagian pendukungnya. Namun dirasakan bermanfaat. Khususnya bagi para ibu di Uni Soviet yang dihantui ketakutan. Ketakutan bahwa anak laki-laki mereka akan dipaksa wajib militer dan bertempur di Afganistan. Dan pulang tinggal nama.
Ayah Irina Mkhailovna dan Virganskaya juga menghentikan perang dingin dengan Amerika Serikat (AS). Ia memulai kebijakan keterbukaan (glasnost) dan retstrukturisasi (perestroika). Dengan dua kebijakan itu, tidak ada yang ditutupi di Soviet. Semua terbuka. Mulai dari kebebasan berbicara dan mengkritik pemerintah. Hingga kebebasan pers bagi media dalam dan luar negeri dalam hal pemberitaan.
Keputusan itu kini identik dengan Gorbachev. Perstroika dan glasnot menjadi warisan yang ditinggalkan alumni Universitas Negeri Moskwa. Seluruh dunia menaruh salut untuknya.
Namun siapa sangka, keputusan itu juga yang menjungkalkannya. Karena keputusan itu, ia dicemooh. Dan dianggap menjadi biang kejatuhan dan kehancuran Uni Soviet. Karena tak lama setelah kebijakan tersebut, Uni Sovietpun runtuh. Salah satu negara adidaya itu kini telah tiada.
Artikel Menarik Lainnya di http://moerni.id/
Dalam buku berjudul Gorbachev: His Life and Times, William Taubman menulis banyak hal. Termasuk penderitaan yang dialami Gorbachev yang dicap telah membut kekacauan sosialisme.
Kebijakannya memicu perlawanan besar-besaran dari kaum konservatif yang ada di Partai Komunis Soviet. Tekanan datang dari segala pihak. Hari-harinya diisi dengan caci maki, ancaman dan ketegangan luar biasa.
Tudingan sebagai agen penghancur Soviet membutnya stres. Mengalami tekanan batin. Terlebih saat gelombang kudeta datang menjelang. Salah satu otak di balik kudeta itu adalah Oleg Baklanov, yang meninggal pada Juli tahun lalu.
Kudeta itu menjadi titik balik kehidupan Gorbachev. Walaupun rakyat menentang upaya kudeta tersebut, namun ia sudah sempat diasingkan.
Kehidupannya berubah penuh drama. Penuh emosional. Setiap hari ditekan. Dipaksa untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Dari cita-citanya.
Makin emosional setelah yang memaksa mundur adalah para orang-orang dekatnya. Di antaranya adalah menteri senior. Sekaligus orang di balik rencana kudeta. Saking stressnya, Gorbachev mengancam untuk mengahiri semua-dengan cara sadis-bunuh diri.
Kini semua kisah itu berakhir. Gorbachev tutup usia. Tinggallah cita-cita. Menjadikan Soviet terrestrukturisasi dan terbuka-sebagaimana Glasnot dan Perestroika. (DW)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H