Bahasa merupakan salah satu elemen penting dalam pembentukan identitas sosial. Di kalangan milenial dan Gen Z, bahasa gaul menjadi fenomena yang menonjol dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa ini tidak hanya digunakan sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai media untuk menunjukkan keunikan dan memperkuat ikatan kelompok. Perkembangan teknologi dan media sosial turut mempercepat penyebaran bahasa gaul, menciptakan lingkungan sosial yang dinamis dan terus berubah.
Media sosial memainkan peran besar dalam mempercepat penyebaran bahasa gaul. Platform seperti TikTok, Instagram, dan Twitter menjadi wadah utama di mana istilah-istilah baru muncul dan dengan cepat menjadi viral.
Sebagai contoh seperti istilah-istilah berikut ini:
1."FOMO" (Fear of Missing Out) yaitu perasaan takut ketinggalan tren atau kegiatan sosial tertentu.
2."Receh" biasanya digunakan untuk menggambarkan humor yang sederhana atau bercandaan yang ringan.
3."Kepo" adalah istilah untuk seseorang yang terlalu ingin tahu urusan orang lain.
4."Caper"(Cari Perhatian) biasa digunakan untuk menyebut orang yang berusaha keras menarik perhatian orang lain.
5."Mager" (Malas Gerak) istilah ini menggambarkan perasaan malas untuk melakukan aktivitas.
Istilah-istilah ini sering muncul dan menyebar melalui media sosial, menjadikan bahasa gaul sebagai bagian dari komunikasi sehari-hari generasi muda. Proses ini menunjukkan bagaimana bahasa gaul terus berkembang mengikuti arus informasi dan interaksi sosial yang berlangsung di dunia maya.
Bahasa gaul memiliki dampak besar terhadap identitas sosial generasi muda. Beberapa dampaknya adalah: