Begitulah anak-anak desa "membelah diri" menjadi "sesuatu".
Tetapi, anak desa tetaplah anak desa. Kota hanyalah persinggahan.Â
Rindunya ia lipat rapi dalam koper besar bernama HARAPAN Â
Rindunya adalah api perjuanganÂ
Doa-doanya melangit setiap malamÂ
Anak desa tetaplah anak desa. Kota hanyalah medan perjuanganÂ
Jangan terlena
Teruslah bergerilya, melihat lengah penjagaÂ
Celengan rindumu ada di desa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!