Mohon tunggu...
Maulana Muladi
Maulana Muladi Mohon Tunggu... -

Saya adalah seorang penulis dan penggemar buku sastra

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Macet Permanen di Condet Raya

21 September 2014   12:31 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:03 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Macet Permanen Di Condet Raya

Oleh : Maulana Muladi

“Hindari jalan ini dari jam 06.00 s/d 08.00 hari Senin hingga Jumat. macet abis”. Sebuah pesan disampaikan seorang teman via Black Berry Messenger (BBM). Pesan ini disampaikan agar para pengendara roda dua alias motor dan roda empat atau mobiljangan melewati Jalan Raya Condet yangsangat macet pada jam-jam sepertiitu.

Berdasarkan penelusuran Penulis , Jalan Raya Condet yang panjangnya kurang lebih lima kilometer itu memang macet pada jam-jam berangkat kerja dan pulang kerja.Kendaraanroda dua sangat mendominasi. Begitu juga kendaraan pribadi.Ditambah lagi dengan ‘berkuasanya’ Metro Mini53 jurusan Kampung Rambutan – Kampung Melayu.

Jalan Raya Condet luasnya kurang dari lima meter. Namun macetnya sangat luar biasa. Hal ini banyak faktor yang menjadi penyebab kemacetan.Pertama,tingginya volume kendaraan baik roda dua maupun rodaempat dan sempitnya ruas jalan yang diarus dua arah.

Kedua, banyaknyaperempatan jalan yang berhubung padaJalan Raya Condet. Perempatan jalan yang turut menyumbang kemacetan adalah perempatan jalan Batu Ampar II, perempatan Jalan Gardu, Perempatan Masjid Al Khairat, Perempatan Jalan Munggang, perempatan Jembatan Kayu dan perempatan Jalan Budaya.

Ketiga,adanya sekolah elit di pinggir jalan tersebut. Sebut saja, Global Islamic School (GIS). Setiap pagi atau sore mobil antar dan jemputlah yang menyumbang kemacetan.

Keempat, jalan rusak dan berlubang juga menimbunkan kemacetan. Ada sejumlah titik jalan rusak –umumnya menuju ke arah Cililitan.Misalnya, di dekat Jalan Datuk Ibrahim, di sekitar Jalan Munggang. Jalan rusak itu berlubang cukup besaryang mengakibatkankendaraan harus berjalan pelan.

Kelima, “berkuasanya” Metro Mini 53. Mobil angkutan umum ini memang cukup berkuasa atas jalan tersebut.Di tengat sempitnya jalan, Metro Mini lebih senang memperlambat jalan guna mencari penumpang. Akibatnya, arus jalan makin melambat dan kendaraan dibelakangnya makin mengular panjang hingga puluhan meter bahkan ratusan meter.Dan ini terjadi tiap hari, bukan hanya pada jam-jam kerja.Ulah Metro Mini 53 ini memangsering dikeluhkan para pengguna jalan.

Keenam, tidak adanya petugas yang mau mengatur jalan tersebut secara permanen. Petugas kepolisian maupun Satpol PPdan Pokdarada hanya di sejumlah titik, misalnya di jalan masuk menuju GIS atau di perempatan Jalan Batu Ampar II dan Jalan Gardu. Kehadiran petugas sangat diharapakan guna melancarkan arus lalu lintas.

Bila terjadi kemacetan di Jalan Raya Condet, kendaraan roda dua, roda empat bahkan Metro Mini terkadang memutar arah dengan mengambil jalan arternatif. Akibatnya, kemacetan lain muncul di jalan-jalan arteri seperti di Jalan Batu Ampar I dan III.Kemacetan inibertumpuk di perempatan menuju Jalan Budaya , Jalan Batu Ampar III dan Batu Ampar I.

Kemacetan ini tentunya menjadi keprihatinan banyak pihak. Karena setelah keluar dari Jalan Raya Condet, maka kemacetan akan ditemui lagi pengendara di sepanjang Jalan Dewi Sartika dan seterusnya. Jadi mau apa lagi, kemacetan di Jalan Raya Condet sudah jadi permanen tanpa bisa diuraikan. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun