Arah kiblat dari Tokyo jika melalui route garis merah (Orthodrom) jaraknya 9454 km. sedangkan melalui garis biru (Loxodrom) jaraknya 9859 km. Dengan demikian arah kiblat dari Tokyo menuju Ka’bah melalui garis orthordom lebih dekat 405 km daripada jika melalui garis loxodrom.
Pada gambar peta datar terlihat seolah-olah garis orthodrom lebih panjang daripada garis loxodrom, lihat gambar 4. Namun, karena bumi itu bentuknya bulat maka gambaran garis orthodrom dan loxodrom yang realisitis haruslah diproyekskan pada peta bulat seperti globe, lihat gambar 5
Uraian diatas mungkin masih menyisakan pertanyaan lagi : Mengapa arah kiblat di Hengchun Taiwan atau tempat lain di Bumi yang lintangnya sama dengan lintang Ka’bah, arah kiblatnya tidak ke arah Barat (270°) atau Timur (90°) tetapi justru 17° dari dari titik barat ke arah utara?
Betul, sudut arah kiblat dari sebuah titik di wilayah Hengchun Taiwan yang lintangnya sama dengan ka’bah dan bujurnya 120°BT adalah 287° dan bukan 270°. Walaupun dengan kedua sudut tersebut (287° dan 270°) sama-sama bisa menghadap ke Ka’bah akan tetapi karena bumi ini bulat seperti bola maka dengan sudut 287° jaraknya lebih dekat 111 km daripada dengan sudut 270°. Jarak busur dari titik tersebut menuju Ka’bah dengan sudut 270° mencapai 8311 km sedangkan dengan sudut 287° jaraknya hanya 8200 km. lihat gambar 6
Kalau imajinasi kita terhadap lintang dan bujur bumi masih berkutat pada koordinat bidang datar seperti peta klasik, tentu kita akan menganggap bahwa kota yang lintangnya sama dengan ka’bah, jika di timur ka’bah maka menghadap ke arah barat persis (270°) dan jika di barat Ka’bah maka menghadap ke arah timur (90°). Di dalam peta datar, jarak dari sebuah tempat di koordinat 60°LU:40°BT menuju koordinat 60°LU:120°BT akan sama dengan jarak antara koordinat 0°LU:40°BT dengan koordinat 0°LU:120°BT. Padahal realitasnya, kalau di posisi lintang 0° panjang busur dari bujur 40° ke bujur 120° sekitar 8906 km. sedangkan kalau di lintang 60°LU maka panjang busur dari bujur 40° ke bujur 120° hanya 4174 km.
Akhirnya, penggunaan orthodrom sebagai lintasan menuju Ka’bah lebih tepat dibandingkan dengan pemakaian loxodrom, karena lebih dekat ke ka’bah. Dan dengan menggunakan ilmu ukur segitiga bola atau trigonometri bola (spherical trigonometri) yakni ilmu ukur sudut bidang datar yang diaplikasikan pada permukaan berbentuk bola yaitu bumi yang kita tempati, arah kiblat dari titik manapun di permukaan bumi ini dengan mudah bisa dihitung sudutnya.
KOREKSI ELLIPSOID BUMI TERHADAP SUDUT ARAH QIBLAT
Secara astronomi Arah Ka'bah yang berada di kota Makkah dapat diketahui dari tempat manapun di permukaan bumi ini dengan menggunakan ilmu ukur segitiga bola atau trigonometri bola (spherical trigonometri) yakni ilmu ukur sudut bidang datar yang diaplikasikan pada permukaan berbentuk bola yaitu bumi yang kita tempati. Untuk membayangkan arah qiblat, berikut ilustrasi segitiga bola arah qiblat dalam bola dunia. Lihat gambar 7
a  = 90° – lintang markas
b  = 90° – lintang ka'bah
c  = bujur markas – bujur ka'bah
Aq  = tan-1 (1/tan b x sin a/sin c – cos ax 1/tan c)
Az  = 90 + Aq
     Jika c lebih besar dari 0 maka Az = 270 + Aq