Kongres Luar Biasa yang sudah digelar beberapa pekan lalu di padepokan Hambalang Bogor, hasil dari kongres tersebut adalah terpilihnya kembali prabawo sebagai Ketua Dewan Pembina sekaligus ketua Umum Partai berlambang kepala burung garuda tersebut.
Prabowo Subianto, diusia muda telah memiliki segudang prestasi dibidang meliter, ketika itu dirinya salah seorang tentara muda yang mendapat bintang tiga dipundaknya, walaupun akhirnya sinarnya harus meredup karena situasi pada tahun 1998.
Sejak saat itu ia menghilang dari tanah air, namanya tidak pernah muncul lagi di Indonesia. Hingga pada Januari 2000, Prabowo kembali muncul dan bermetamorforsis sebagai pengusaha yang mempunyai aset di Jordania. Sebuah usaha dibidang perminyakan yang bekerja sama dengan Raja Abdullah.
Setelah mapan dengan usahanya di luar negeri, prabowa tidak puas begitu saja dengan pencapaiannya, baginya rakyat harus sejahtera dan mendapatkan perlakuan seadil-adilnya dimata hukum dan bermartabat dari sisi kemanusian.
Beranjak dari cita-citanya yang tulus beliau kembali terjun kedunia perpolitikan dengan mendirikan partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Tak perlu waktu lama, untuk mendapat tempat di hati masyarkat, partai Gerindra tumbuh menjadi partai besar dengan peringkat kedua perolehan suara terbanyak di parlemen tingkat pusat saat ini.
Prabowo Tahan Banting
Letjen Purn. Prabowo Subianto adalah sosok yang kuat dan tahan banting, hal itu tak terbantahkan dengan beberapa fakta menarik tentangnya. Saat kerusuhan 1998 ia harus rela diberhentikan dari karirnya sebagai meliter, padahal saat itu karirnya sedang melejit, namun karirnya sebagai petinggi meliter harus padam karena situasi politik yang memanas pada tahun 1998.
Maju sebagai Cawapres ditahun 2004, dan kembali diusung sebagai Capres pada tahun 2014, tanpa terkecuali di tahun 2019 juga masih semangat maju sebagai calon presiden. Sudah tiga kali bertarung, tapi belum juga menang. Beliau memang benar-benar prajurit sejati, semangat juangnya tidak pernah padam.
Prabowo benar-benar tahan banting, kekalahan baginya tidak menyurutkan dirinya untuk terus bergerak maju dalam memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia. Dirinya rela berbesar hati untuk masuk kekabinet Jokowi, padahal jelas-jelas Jokowi adalah rivalnya pada pilpres lalu. Itu ia lakukan bukanlah hanya sekedar demi jabatannya sebagai menteri pertahanan.
Tapi dengan sikapnya yang bergabung dengan Jokowi paling tidak telah meredam tensi politik yang terjadi diakar rumput, meskipun sebagian besar pendukungnya yang fanatik merasa dikhianati dan harus menelan kekecewaan.