Memudarnya penerapan sikap yang bersandarpada nilai-nilai Pancasila, tidak bisa dibiarkan begitu saja. Megawati meminta calon kepala daerah yang di usung oleh PDI-P, agar menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih lanjut Mega mengatakan, semua kepala derah yang direkomendasikan olehnya 100 persen baik. Kurang lebih seperti Tri Rismaharini, Walikota Surabaya, yang bekerja dengan baik, tanpa pamer, dan berhasil menjadi walikota selama dua priode.
Kedepan dia mengharapkan, agar kepala derah yang terpilih bisa berbuat yang terbaik untuk rakyatnya. Barang kali bisa mencontoh kesukseskan yang telah diraih oleh Walikota Surabaya tersebut.
 Pantang Menyerah
Sebelum menjadi Ketua Umum PDI-P, Megawati mengawali karir politiknya di partai PDI, kala itu Soerjadi sebagai ketuanya. Dirinya tidak butuh waktu yang lama, untuk bisa terjun langsung sebagai politisi. Setahun dipartai, langsung menjadi anggota dewan saat mengkuti pemilihan legeslatif.
Dalam kongres luar biasapada tahun 1993, dia terpilih menjadi sebagai ketua secara aklamasi. Namun keterpilihannya sepertinya menjadi ancaman bagi pemerintahan Orde Baru, sehingga pemerintahan kala itu campur tangan dengan membela Soerjadi sebagai ketua yang sah.
Pada tahun 1997 terjadi perpecahan di internal partai tersebut. Kemudian terjadilah perebutan kantor DPP PDI oleh kelompok Soerjadi yang mengakibatkan kerusakan dan beberapa orang meninggal dunia.
Kendati demikian, Mega pantang menyerah. Semangatnya semakin mantap dan sama sekali tidak dapat dibendung. Saat menempuh jalur hukum dirinya pun kalah. Karir politiknya tidak berhenti disitu.
Megawati mendirikan partai PDI-Perjuangan, dimana dengan kendaraan politik tersebut, telah membawanya menjadi presiden ke-5 RI. Dibawah kendalinya, PDI-P bertengger sebagai juara pertama, dengan perolehan kursi terbanyak di DPRI, sekaligus mengantarkan anaknya untuk menjadi Ketua DPRI priode 2019-2024.
 Harapan MegaÂ
Melihat keadaan Megawati yang sudah berumur 74 tahun, mungkin kita akan berpikir bahwa dia sudah tidak semangat lagi untuk menahkodai partai besutannya itu. Jika kita berpikir seperti itu adalah salah besar.