Mohon tunggu...
Muhibuddin Aifa
Muhibuddin Aifa Mohon Tunggu... Perawat - Wiraswasta

Jika Membaca dan Menulis adalah Cara yang paling mujarab dalam merawat Nalar, Maka Kuliah Adalah Pelengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Peluang Anies 2024: Memanfaatkan atau Dimanfaatkan

26 Agustus 2020   21:07 Diperbarui: 26 Agustus 2020   21:12 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karir politiknya kian bersinar saat terpilih dan dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengen Sandi Salahuddin Uno pada tanggal 16 Oktober 2017. Pasangan tersebut menang di Pemilu DKI setelah meraih suara terbanyak dari rivalnya Basuki -- Djarot.

Meskipun masa-masa kepemimpinannya dihadapkan pada masalah yang sangat besar, seperti banjir besar yang merendram Ibukota, diperparah lagi dengan kemunculan Pandemi Covid-19 yang hingga saat ini masih menyerang negeri kita dan dunia, seorang Anies tetap tenang dalam menghadapi masalah tersebut. Beliau selalu hadir guna memberi solusi terhadap masalah tersebut.

Menakar Peluang di Pilpres 2024

Saat ini posisi Anies sebagai Gubernur DKI sangat strategis. Bisa dikatakan Anies sebagai RI-3. Siapa saja yang bisa menguasai Jakarta, berarti orang tersebut seakan-akan selangkah lagi akan menancapkan kakinya di Istana kepresidenan. Berkaca pada pengalaman langkah Jokowi, sebelum menjadi presiden, adalah mantan Walikota Solo dan Gubernur DKI.

Bedanyanya dengan Anies, ia hanya mengusai Jakarta, sementara Jokowi namanya juga begitu mengena di sebagian besar rakyat di pulau jawa. Didukung lagi oleh partai PDI-P yang mempunya basis suara di daerah Jawa tengah.

Anies harus melihat kiri kanan, bila ia ingin meraih elektabilitas tinggi untuk menuju RI-1. Karena tidak dipungkuri jasa Prabowo dan Alumni 212 teramat besar baginya kala itu, hingga membuatnya terpilih sebagai gubernur DKI, tidak bisa begitu sajadi kesampingkan.

Melihat sikapnya yang low profile dan hati-hati dalam berpolitik, bisa saja ia tidak akan mendahului Prabowo. Ini hanya duguaan penulis. Bisa jadi, Anies juga akan bersikap sama dengan Jokowi yang kala itu masih sehaluan dengan Prabowo, hingga Jokowi pun mudah menang di DKI.

Pada akhirnya Jokowi 'membelot'. Karena kala itu popularitasnya sedang meroket. Ia muncul lagi sebagai penantang Prabowo pada pilpres 2014. Jokowi keluar mengatongi predikat pemenang pilpres. Dua kali berturut ia menduduki jabatan sebagai orang nomor satu di negeri ini.

Seperti Air Tenang, Menghanyutkan

Diamnya seorang Anies, seperti air tenang, mengahanyutkan. Bukantidakmungkin, ia akan melakukan hal yang serupa juga, yang pernah dilakukan oleh Jokowi terhadap Prabowo. Apa lagi saat ini, ketika beberapa partai mulai milirik Anies. Salah satunya adalah partai Nasdem yang pernah bermanuver untuk mendukung Anies Baswedan sebagai presiden mendatang.

Sebuah majalah luar negeri pada tahun 2010 menulis "Anies menjadi salah satu dari World's 20 Future Figure dari Majalah Foresightyaitu 20 orang yang diprediksi akan mengubah dunia dalam 20 tahun yang akan datang" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun