Nasib Puan Tanpa Mega
Mungkin akan berbeda jadinya, jika Puan tanpa ikut campur Ibu Mega, atau katakanlah Puan bukan anak Megawati. Maka akan ada cerita lain tentang mbak Puan, bisa dibayangkan akses jalan politik baginya akan terjal, tidak semulus sekarang. Melihat prestasi Puan di bidang pendidikan semasa ia kuliah di Universitas Indonesia juga tergolong biasa-biasa saja.
Jikalau tanpa kekuasaan ibunya, mungkin Puan tidak sehebat sekarang, dia butuh usaha yang keras untuk menuju kursi ketua DPRI. Bahkan bisa dikatakan dia tidak akan pernah bisa mendapatkan kursi tersebut. Kesimpulannya Puan masih butuh Megawati, tidak hanya sekedar kasih sayang dari Ibu biologisnya itu. Akan tetapi lebih jauh Puan butuh Mega untuk memuluskan langkahnya menuju karir poliktik ke kasta tertinggi di Negeri ini.
Secara Megawati memang sudah sangat tua, namun syahwat politiknya masih menggebu-gebu, dia masih sanggup memainkan papan catur perpolitikan di Indonesia. Pernah menang sebagai presiden ke-5 Indonesia, menjadi King Maker bagi Jokowi, dan terbukti telah mengantarkan Jokowi menjadi presiden dua priode berturut-turut.
Atas dasar tersebut, penulis berpendapat bahwa, Puan tidak ada apa-apanya tanpa di kendalikan oleh Ibunya dari belakang layar. Pada pemilu lalu nama puan juga disebut-sebut akan mendampingi Jokowi, bisa saja ketika itu King Maker sedang melakukan cek ombak. Menunggu waktu yang tepat untuk meloloskan anaknya ke kancah pemilihan presiden. Waktu yang tepat sepertinya akan berlaku bagi Puan Maharani pada pilpres tahun 2024 mendatang. Â
Banda Aceh, 24 Oktober 2024
Moehib Aifa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H