Mohon tunggu...
Muhibuddin Aifa
Muhibuddin Aifa Mohon Tunggu... Perawat - Wiraswasta

Jika Membaca dan Menulis adalah Cara yang paling mujarab dalam merawat Nalar, Maka Kuliah Adalah Pelengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nasib Puan Tanpa Mega

24 Agustus 2020   01:16 Diperbarui: 24 Agustus 2020   08:42 3727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalaulah boleh kita berhayal, sudah pasti diantara kita berharap dilahirkan di keluarga para pembesar negeri ini. Jika bisa memilih, mungkin kita akan memilih terlahir dikeluarga cendana, atau bisa jadi ada yang menghendaki terlahir di puri cikeas SBY. Barang kali juga ada yang berharap jadi bagian dari keluarga menteng, di jalan Teuku Umar,  tempat kediaman Ibu Megawati.

Namun bagi saya pribadi jikalaupun harus terlahir untuk kedua kalinya, saya tetap akan memilih orangtua yang sekarang. Karena kita sudah menemukan dan di anugerahi orangtua kita masing-masing, yang dengan kesederahanaannya telah merawat kita, dan membesarkan mimpi-mimpi kita.

Meskipun demikian, tidak semua anak penguasa Negeri ini, seberuntung pendahulunya, seperti keluarga cendana, belum memperlihatkan tanda-tanda, salah satu dari mereka akan menjadi presiden. Malah sebaliknya terjadi kekacauan ditubuh partai yang dipimpin oleh Tomy Soeharto, sehingga memunculkan dualisme kepemimpinan.

Melirik kepada Agus Harimurti Yodhoyono (AHY), nasibnya lumayan lebih bagus dari Tomy. Meskipun pernah kalah di Pilkada DKI lalu, saat ini dia tengah giat-giatnya menahkodai Partai besutan ayahnya.

Sementara bagaimana dengan anak presiden RI ke-3?, Ilham Habibie dan adiknya, mereka lebih memilih menjadi ilmuan, sekaligus mencoba menyempurnakan mimipi besar sang ayahnya, untuk memproduksi pesawat terbang secara masal.

Lalu bagaiman dengan anak dari Abudurrahman Wahid presiden ke-4, ini sama sekali tidak memperliatkan geliatnya di dunia politik, mungkin mereka lebih memilih diam.

Diantara anak presiden yang pernah memimpin Indonesia, nasib Megawati lebih mujur dari anak presiden yang lain. Sejarah telah mencatatnya, bahwa dia pernah menjadi presiden, terlepas dari pro-kontranya seorang Megawati, dirinya bisa dikatakan telah menemukan karir puncaknya saat memagang kekuasaan sebagai presiden ke-5 Republik Indonesia priode 2001-2004.

Kini megawati telah memposisikan dirinya sebagai King Maker, lalu bagaimana dengan dinasti Soekrno selanjutnya?. Apa mbak Puan Maharani satu-satunya harapan?, Tidak kemunculan nama lain, misalnya dari pamannya Guruh Soekarnoputra?. Atau kakak tiri Puan, yaitu Prananda Prabowo yang masih se-aliran darah dengan Soekarno.

Menurut penulis, Guruh Sokarnoputra tidak mungkin meneruskan jejak langkah ayahnya, sama sekali dia tidak berbakat. Untuk kali ini trah Soekarno, mau tidak mau harus mendorong Puan untuk melanjutkan dinasti eyangnya.

Walaupun Prananda Prabowo selaku kakak tiri Puan, juga memiliki peluang untuk di masukan dalam bursa cawapres. Akan tapi nampaknya Prananda, jauh ketinggalan kereta dibandingakan dengan adiknya Puan Maharani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun