Mohon tunggu...
Muhibuddin Aifa
Muhibuddin Aifa Mohon Tunggu... Perawat - Wiraswasta

Jika Membaca dan Menulis adalah Cara yang paling mujarab dalam merawat Nalar, Maka Kuliah Adalah Pelengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KAMI, "The Hidden Agenda"

20 Agustus 2020   18:13 Diperbarui: 20 Agustus 2020   18:09 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jendral (Purn) Gatot Normantyo dan Ibu Titiek Soeharto Berfoto Bersama pada Acara Deklari KAMI (pikiran-rakyat.com)

Sejauh ini berdasarkan tuntutan yang terangkum dalam delapan poin saat deklarasi tersebut, masih bersifat kritikan yang membangun pemerintahan. Tidak ada indikasi terhadap upaya menjatuhkan pemerintahan, sebenarnya itu suatu hal yang patut di apresiasi sebagai upaya dalam meluruskan arah dan tujuan pemerintahan.

Mengenai akan munculnya misi yang lain, saya rasa itu mungkin-mungkin saja, tapi tidak mungkin dilakukan secara frontal. KAMI dimotori oleh tokoh-tokoh politik senior, yang telah melangla buana dalam dunia perpolitikan. Mereka memiliki cara tersendiri dan sangat berhati-hati dalam menahkodai organisasi masa ini. Tentunya mereka tidak ingin koalisi ini layu sebelum berkembang.    

Kemunculan Poros Baru

Ada yang menduga bahwa akan terbentuknya poros baru, setiap gerakan pasti ada manuver efek. Ibarat orang yang sedang jualan produk, pasti mereka akan membaca kemungkinan peluang dengan kemunculan gerakan ini. Sebuah produk akan laku dipasaran apa bila diyakini mempunyai nilai manfaat yang lebih dari produk sebelumnya ataupun produk yang lain.

Kaitannya dengan kemunculan KAMI adalah mereka akan membaca peluang, terhadap kemungkinan yang akan muncul di masyarakat. Saya tidak berani berspekulasi terlalu jauh, karena terlalu dini untuk melihat arah pergerakan KAMI ini. Kalaupun disinyalir akan adanya poros baru selain dari kedua partai besar yaitu PDI-P dan Gerindra.

Butuh nyali yang kuat untuk menantang kedua partai raksasa tersebut, tidak mudah untuk bisa menjadi rival mereka. Apalagi jika calon yang dimunculkan tidak mengusasi suara di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat, karena daerah tersebut dikenal dengan lambung suara terbanyak.

Kita bisa saja beranalisa sesuai dengan sudut pandang masing-masing, bisa jadi itu akan menjadi sebuah kebenaran di masa yang akan datang. Atau sebaliknya bertentangan dengan apa yang kita prediksikan saat ini. Politik memang penuh dengan intrik dan berbagai lakon di dalamnya, semakin banyak pemain dalam percaturan politik, saya rasa itu akan semakin bagus. Karena nanti akan terjaring pemimpin dengan kualitas terbaik, yang akan membawa kemakmuran bagi negeri ini.

Banda Aceh, 20 Agustus 2020

Moehib Aifa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun