Mohon tunggu...
Muhibuddin Aifa
Muhibuddin Aifa Mohon Tunggu... Perawat - Wiraswasta

Jika Membaca dan Menulis adalah Cara yang paling mujarab dalam merawat Nalar, Maka Kuliah Adalah Pelengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hati yang Remuk

11 Agustus 2020   20:24 Diperbarui: 11 Agustus 2020   20:21 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (hipwee.com)

Hujan yang jatuh, terasa menghujam ke jantungku

Seolah ia tahu akan suasana hatiku yang remuk

Mengharap cinta yang datang menyatu

Namun aku, sama sekali tak menemukannya


Hanya pandangan sinis dari gadis yang ku puja

Cinta yang kupunya gagal mendarat dihatinya

Aku salah, aku keliru meluahkan rasa ini

Ia sama sekali tak mengharapkanku


Cintanya bukanlah untukku

Ada hati yang lain bersembunyi didalam dadanya

Benar kata orang, cinta tak dapat dipaksakan

Ia akan menemukan sendiri getarannya.


Banda Aceh, 11 Agustus 2020

Moehib Aifa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun