Mohon tunggu...
Muhibuddin Aifa
Muhibuddin Aifa Mohon Tunggu... Perawat - Wiraswasta

Jika Membaca dan Menulis adalah Cara yang paling mujarab dalam merawat Nalar, Maka Kuliah Adalah Pelengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pemberian Insentif, Mungkinkah atau Hanya Sekedar Lipstik Pemanis Bibir?

8 Agustus 2020   12:59 Diperbarui: 8 Agustus 2020   14:25 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto (jawapos.com)

Presiden Jokowi melalui menteri keuangan Ibu Sri Mulayani, kembali mengeluarkan kebijakan yang sangat sensitif, karena berhubungan dengan masalah uang. Namanya uang pastilah banyak orang yang menginginkan. Kali ini katanya akan dibagikan untuk pekerja swasta yang berpenghasilan dibawah Rp. 5 Juta. Suntikan dana juga akan diberikan bagi masyarakat yang memiliki usaha kecil dan menengah.

Lalu sejauh mana sudah keberhasilan program serupa yang pernah diluncurkan dalam bentuk Kartu Prakerja bagi pengangguran yang baru lulus kuliah. Mungkinkah diberikan untuk semua sarjana fresh graduate di Indonesia? Dengan jumlah jutaan sarjana tiap tahunnya, sepertinya ini sulit terwujud jauh api dari panggangnya.

Bila program yang satu belum tuntas kenapa harus menghembuskan angin syurga yang lainnya. Kita selaku rakyat jelata memang harus terbiasa dengan janji-janji manis mereka, untuk kali ini kita juga tidak harus menanggapinya dengan serius, buang-buang energi saja.

idntimes.com, Pemerintah masih mengkaji rencana pemangkasan bantuan biaya pelatihan Kartu Prakerja dari Rp.1 juta menjadi Rp.500 ribu. Kebijakan tersebut juga bakal ditentukan apakah akan diberlakukan pada pembukaan Kartu Prakerja gelombang IV. Kali ini dipangkas kedepan bisa jadi ditiadakan, bagi insentif itu artinya sama saja seperti bagi bagi duit. Mana cukup kita bagikan untuk jutaan rakyat indonesia?

Sebaiknya kita fokus dengan usaha yang sedang kita lakoni, itu jauh lebih baik ketimbang hanya berharap kucuran dana dari pemerintah. Kalaupun pemerintah mau membantu cukuplah untuk mempermudah segala sesuatu terkait syarat untuk legal standing dalam membuka usaha.

Penerima Manfaat

Pertama Bagi Karyawan Swasta

Saat program Kartu Pra Kerja diberikan, penerima manfaatnya adalah para sarjana yang baru lulus dan masih menganggur. Sementara untuk insentif kali ini kata pihak istana akan memberikan insentif bagi karyawan swasta yang berpendapatan dibawah Rp.5 Juta. Mereka akan mendapat insentif sebesar Rp.600 Ribu. 

Saya juga termasuk katagori sebagai karyawan dengan penghasilan rendah, berarti tak lama lagi saya juga akan ikut menikmati insentif ini, itupun kalau jadi di cairkan atau akan ada katagori tambahan. Sehingga mengeleminasi sebagian besar karyawan yang berpenghasilan dibawah Rp.5 Juta, toh sepertinya tidak bisa diharapkan.

Kedua Bagi Perintis Usaha

Untuk perintis usaha katanya akan diberikan sebesar Rp.3Juta 500 Ribu, lucu ya bantuan segitu untuk pengembangan usaha. Suntikan dana sebesar itu saya rasa tidak akan efektif, hanya cukup membeli beberapa item barang untuk sebuah usaha. Akan lebih baik mengurangi jumlah penerima manfaat, dengan jumlah penerima yang berkurang, tentunya bisa diberikan dana dalam jumlah besar.

Semua pelaku usaha memang perlu suntikan dana, namun bisa  diberikan secara bertahap. Atau membuat semacam pilot project bagi beberapa pelaku usaha agar mudah didampingi, dibina dan dievaluasi. 

Jika dilihat program ini berjalan dan memberikan efek manfaat yang besar dalam memajukan pelaku usaha. Maka program ini bisa diteruskan ke pelaku usaha lainnya secara bertahap.

Cara seperti itu jauh lebih baik saya rasa, ketimbang diberikan secara kolektif, dananya kecil ditakutkan akan habis dengan sendirinya untu membeli keperluan sehari-sehari  

 Rakyat Butuh Kail

Jika pemerintah terus-terusan memberikan dana baik itu kepada karyawan swasta, pelaku usaha, maupun masyarakat sipil lainnya. Ini ditakutkan akan menyebabkan ketergantungan pada mereka. Harusnya dengan dana yang dikucurkan dalam jumlah besar bisa membuat masyarakat madiri secara ekonomi.

Pada masa pandemi saat ini, Pemerintah mengalihkan dana desa untuk pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT). Satu sisi dengan keterbatasan ruang gerak bagi masayarakat dalam mencari nafkah, pemberian BLT sangat membantu mereka.

Namun disisi lain dengan diberikan BLT saya melihat adanya masyarakat yang merasa ketergantungan untuk menerima terus-terusan dana tersebut. Bahkan ada tetangga saya yang mengatakatakan "Biarkan pandemi terus berlangsung agar kami bisa dapat BLT tiap bulannya". Ini disayangkan, bila membuat mereka malas berusaha dan hanya berpangku tangan menunggu bantuan.   

Sudah saat pemerintah memberikan terobosan program pemberdayaan ekonomi yang lebih jelas, tepat sasaran dan benar-benar di awasi dengan sistem evaluasi yang ketat. 

Mereka butuh kail bukan pemberian uang secara cuma-cuma. Mendampingi dan membina masyarakat untuk mandiri secara ekonomi jauh lebih baik. Negara juga diuntungkan karena tidak terus-terusan harus mencari cara untuk pemberian insentif bagi rakyatnya.    

Jangan terus beretorika dengan menghembuskan angin syurga, itu hanya cocok dilakukan saat kampanye pada pemilu. Sekarang masyarakat butuh aksi nyata dalam mendongkrak kesejahteraan. Kita tunggu saja bagaimana kedepan, apakah insentif itu benar-benar diberikan dan tepat sasaran, atau hanya sekedar lipstik pemanis bibir semata.

Banda Aceh, 08 Agustus 2020

Moehib Aifa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun