Pada sebuah kesempatan saya selaku Ketua Gerakan Nasional Perawat Honor Indonesia (GNPHI) Korwil Aceh, pada awal maret 2018 pernah membuat sebuah seminar Kesehatan yang bertajuk " Sosialisasi Program Kerja Perawat dan Bidan Indonesia ke Saudi Arabia dan Kuwait", Acara tersebut menghadirkan pemateri Nasional yaitu Bapak Syaifoel Hardy, MN beliau adalah peraih Indonesian Diaspora Award, di Los Angeles-California 2012. Bapak Saiful hardi juga merupakan perawat yang telah melalang buana dan bekerja selama 30 tahun lebih di Saudi Arabia dan Kuwait.
Acara di gelar di Kota Banda Aceh dengan, ada sekitar 500 peserta yang mengikutinya, dari kalangan perawat yang telah bekerja dan sebagaian lainnya dari kalangan mahsiswa kesehatan. Melalui seminar tersebut telah membuka mindset berpikir Perawat dan Bidan untuk mencoba peluang kerja ke luar Negeri.
Ketika itu kami juga melakukan survey pada peserta dengan memberi kuisioner yang dibarengi dengan ujian tulis bahasa Inggris. Dari kegiatan tersebut bisa kami simpulkan bahwa 90% lebih Perawat dan Bidan yang hadir dalam seminar tersebut bersedia untuk bekerja di Timur Tengah. Pada akhir sesi dari seminar, kami juga mengadakan Inetial Selection  oleh PT. Bagoes Bersaudara yang dipercayakan oleh Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) dalam merekrut tenaga kerja perawat dan Bidan keluar negeri. Adapun tujuan dari Initial Selection adalah untuk mendapatkan gambaran awal tentang kompetensi Perawat dan Bidan yang berminat bekerja di Saudi Arabia dan Kuwait.
Meskipun belum ada yang berangkat, tapi hingga saat ini kami masih terus meningkatkan kualitas para perawat dan bidan terutama dalam hal penguasaan bahasa inggris. Direncanakan setelah pandemi Covid 19 berakhir, kami akan melakukan evaluasi dan membuka kembali akses untuk bisa bekerja di Saudi Arabi dan Kuwait sebagai sebuah solusi dalam mengurangi pengangguran bagi lulusan tenaga Kesehatan. Â Â
Membuka Praktek Mandiri
Bagi tenaga kesehatan tidaklah terlalu sulit untuk membuka lapangan kerja sendiri, mereka melakukan dengan membuka praktek mandiri. Apa lagi bagi profesi dokter dan Bidan mereka memang punya pasar tersendiri yang akan memanfaatkan tempat praktek mereka. Pun demikian dengan perawat masih bisa membuka praktek mandiri Keperawatan yang berbentuk perwatan luka, Home Care, dll. Tentunya agar praktek itu punya legal standing harus mengurus izin pada para pihak yang telah ditentukan. Biasanya izin itu bisa diperoleh di Kantor Bupati/Walikota dengan melalui survey kelayakan dan rekomendasi dari Dinas Kesehatan.
Banyak tenaga kesehatan yang telah berhasil dengan praktek mandirinya, keuntungan yang mereka raih telah membuat mereka sejahtera, bahkan mereka sudah tidak tertarik lagi dengan pekerjaan di Rumah Sakit Pemerintah maupun milik Swasta. Selama ada keinginan dan kerja keras, pasti ada jalan untuk sukses dengan usaha Praktek Mandiri. Kalau hanya berpangku tangan, ya harus siap menelan pil pahit dengan menjadi pengangguran terhormat.
Mencoba Hal-hal baru (Upgrade)
Kita tidak boleh menoton pada sebuah objek, akan tetapi harus terus up to date dengan hal-hal baru yang akan membuat Personal Branding kita punya nilai lebih dengan orang lain. Masih ingat bukan bagaimana larisnya HP Nokia pada masanya, namun sekarang Nokia tidak lagi jadi incaran konsumen alias tidak laku. Orang tidak membeli HP Nokia bukan berarti orang tidak butuh HP lagi, tapi Nokia telah kalah bersaing dengan produk yang lain baik, dari segi resolusi camera maupun fitur lainnya.