Gerbong kereta api tua berbalut semak belukar, Sisa-sisa Rel tua itu, stasiun yang tak bertuan, Kala itu stasiun disasaki penumpang, Sebagai satu-satunya harapan menuju tujuan
Dulunya di stasiun itu kau berjanji, Untuk bertemu denganku pertama kalinya, Stasiun itu mengantarkan cintaku padamu, Tak mungkin aku melupakan kenangan itu.
Kerata api terakhir dari Koeta Raja, Mengantarkanku pada pertemuan manis, Denganmu dara Jelita bermata coklat, Selaksa kenangan yang tak lekang dari ingatanku, Padamu istriku yang telah mendahuluiku
Hari ini aku kestasiun itu lagi, untuk kesekian kalinya, Hanya sekedar merawat ingatanku tentangmu, Dibawah langit jingga aku kembali membaca "Kereta Api Koeta Raja 1874 s.d 1982"
Banda Aceh, 15 Juli 2020
Moehib Aifa : Mengenang Kerata Api Aceh yang pernah berjaya dimasanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H