Mohon tunggu...
Muhibuddin Aifa
Muhibuddin Aifa Mohon Tunggu... Perawat - Wiraswasta

Jika Membaca dan Menulis adalah Cara yang paling mujarab dalam merawat Nalar, Maka Kuliah Adalah Pelengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Telaga Biru

9 Juli 2020   01:40 Diperbarui: 9 Juli 2020   10:04 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
goodnewsfromindonesia.id

Dalam telaga itu aku melihat wajahnya, Kala senja menemukan peraduannya, Ketika nelangsa menyapa hati ini, Dia tiba-tiba datang dan terseyum manis.

Engkaukah Gadis Nirwana itu?, Yang dikirim Tuhan untukku, Sebagai tempat perkongsian hidup,Kutatap lagi air dalam telaga, wajahnya masih terlihat, Kali ini benar-benar semakin nyata.

Kucoba untuk menjabat tangannya, Ku ulur lagi tanganku kehadapannya, Namun tak jua ku gapai, Aku terperanjat dengan tangan yang basah ditepi telaga.

Ternyata aku baru saja terbuai dalam mimpi, Gadis Nirwana menghilang begitu saja, Hanya terlihat telaga biru yang memanjakan mata.

Banda Aceh, 09 Juli 2020

Moehib Aifa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun